Follow Now.......!

Senin, 09 April 2012

Goresan


INDAHNYA PENGORBANAN
Oleh. Bambang Suriadi
 
Hari berganti hari,minggu berganti bulan,tahun berganti dan terus berganti.Berputar dan terus berputar.Itulah roda zaman terus berganti dan berputar.
Setiap perputaran akan memberi perubahan,baik itu setiap ke arah negatif ataupun positif.
Aku hidup didesa,aku cinta dengan desaku,biar pun aku anak desa tapi aku tetap bangga karena ada yang aku banggakan,salah satunya adalah kehadiran PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN ( PNPM MP ) di  desaku.
 Apasih hebatnya PNPM MP itu?Jujur awalnya aku sendiri tidak begitu tertarik dengan PNPM MP ini.Walau ketika itu aku sudah bergabung di dalamnya.Namun aku berusaha tetap bertahan,karena aku ingin tahu dan terus ingin tahu.Ternyata di dalam PNPM MP banyak hal yang sesuai dan sejalan dengan keinginan hatiku,yaitu “berpartisipasi dalam membangun desa”.
Kenyataan membuktikan bahwa PNPM MP yang ada di desaku telah memberikan perubahan,rakyat kecil terbantu,pembangunan demi pembangunan terdanai.walaupun belum maksimal namun telah memberi perubahan di  wajah desa yang kucintai.
Aku bergabung di program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan ( PNPM MP ) ini sebagai kader pemberdayaan masyarakat desa biasa  disebut KPMD.
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERDESAAN ( PNPM MP ) Banyak menuntut keikhlasan.Kalaulah gaji atau materi yang aku cari diprogram ini...ya jelas itu semua tidak akan aku dapatkan,namun yang aku cari adalah “bagaimana aku bisa ikut berpartisifasi dalam membangun desaku”.Karena dengan demikian akan ada kebanggaan dan kepuasan dalam bathinku.Aku telah berpartisipasi dalam membangun dan memajukan desaku.
Meri kita sumbangkan apa yang kita bisa.Demi kemajuan desa kita masing-masing dengan ikut mendukung program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan ( PNPM MP) ini.
·         KPMD Desa Kuta Baru Kecamatan Tebing Tinggi

Goresan


PNPM MENJADIKANKU KADER YANG MANDIRI
Oleh. Kusmayanti*

Di tahun 2003, awal dari PPK ada di Tanjung Beringin,  di situlah aku yang bernama Kusmayanti berdiri di tunjuk oleh masyarakat di musyawarahkan desa pertama, untuk menjadi seorang kader desa atau istilahnya waktu itu Fasilitator Desa (FD).
 Walau sebenarnya aku belum tau apa tugas dari seorang Fasilitator Desa itu, yang penting saat itu aku hanya memberanikan diri tuk tampil di depan orang banyak pun baru pertama kalinya.
Setelah sekian hari lamanya aku dan rekan FD juga mendapat undangan untuk pelatihan di Kantor Camat, yang waktu itu 7 hari lamanya. Walaupun aku sebenarnya hanya seorang ibu rumah tangga yang sebenarnya sibuk di rumah, tapi demi tugas aku rela luangkan waktu tuk pelatihan di kantor camat.
Alhamdulillah pelatihan kader desa itu kulalui dengan semangat.  Aku lalui dengan lancar, aku merasa bersyukur dari hasil pelatihan itu. Begitu banyak ilmu yang aku dapatkan walau sebenarnya masih merasa kurang ilmu yang aku dapatkan selama pelatihan. Kelebihan dari pelatihan itu,aku bertambah teman dari desa lain dan alhamdulillah kami mempunyainya FK yang baik-baik dan penuh kesabaran dalam melatih kami semua.
Setelah hari berganti dengan minggu, minggu berganti dengan bulan dan seterusnya, aku merasakan ada perubahan sedikit demi sedikit dari diriku. Walau sebenarnya memang diriku seorang pribadi yang mudah bergaul, tapi yang kurasakan aku lebih mudah barbaur pada masyarakat.
 Setelah kulaksanakan tahap demi tahap tentang PPK atau sekarang PNPM Mandiri Perdesaan ini kami lakukan di desa. Aku yang dulunya tidak pernah berbicara di depan masyarakat banyak   sekarang menjadi tugas seorang kader desa yang menjadi perpanjangan tangan dari seorang Fasilitator Kecamatan.
Aku bersyukur sekali bahwasanya aku bisa langsung mengenal semua penduduk desaku dari dusun ke dusun dan aku mulai banyak di kenal masyarakat..
Yach.... banyak kudapat hal positif di dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai kader desa ini. Sepertinya aku di nobatkan sebagai kader desa paling lama kabupaten ini, hanya dua priode saja aku tidak menjabat sebagai kader desa yaitu pada tahun 2008 dan 2009 lalu.
 Walau sebenarnya aku tidak terlalu menginginkan posisi sebagai kader desa terus menerus karna aku sebagai ibu rumah tangga juga mempunyai pekerjaan mencari nafkah untuk keluargaku. Pekerjaan pribadiku yaitu mengurus orang melahirkan aku sebagai bidan kampung di desaku tercinta. Tapi ternyata desa masih membutuhkan aku, walau aku merasa belum sesempurna menjadi seorang kader desa yang masyarakat inginkan.
Tapi aku mempunyai banyak keyakinan bahwa untuk menjadi seorang KPMD harus banyak memikirkan bagaimana supaya desa maju dalam pembangunannya, supaya perubahan desaku yang dulunya tidak ada sarana pembangunan berubah karena adanya proyek PNPM Mandiri Perdesaan.
 Ini adalah pertisipasi yang begitu kuat dan dalam  membela masyarakat miskinnya yang lebih bagus membela kaum wanita seperti aku ini.  
Walaupun kadang aku merasa bersedih, di saat kami sudah dekat dengan FK dan FT karena binaan merekalah kita bisa mengerti tugas dari kader desa. Tiba-tiba mereka dipindahkan ke daerah lain karna dari merekalah kami seorang yang bukan siapa-siapa menjadi seorang yang belajar berani tuk menghadapi masyarakat banyak.
Alhamdulillah aku tak pernah menghadapi hal yang sulit di desaku dari awal sampai sekarang. Aku berharap semoga PNPM ini ada sampai desaku maju seperti desa-desa lainnya. Karna seperti yang ku lihat pembangunan desa yang bagus adalah PNPM di banding dari pembangunan-pembangunan pemerintah lainnya.
Walau yang aku tahu kami harus banyak berswadaya tapi tujuannya hanyallah untuk kemajuan desa kita sendiri. Yang aku harapkan dari masyarakat supaya lebih lagi berpartisipasi untuk kemajuan desanya. Desa ku yang dulunya jauh dari pembangunan dalam waktu beberapa tahun ini sudah nampak perubahan yang begitu pesat tuk prasarana yang sudah terbangun.

Terima kasih kuucapkan kepada PNPM Mandiri perdesaan yang selama ini telah membuat desaku menjadi desa yang maju dari sebelumnya.
Dan sudah menjadikan aku seorang kader desa.terutama terima kasih ku ucapkan kepada FK dan FT dari awal sampai sekarang karena tanpa mereka juga,aku tidak mungkin bisa jadi seorang kader desa seperti sekarangini.

·         KPMD Desa Mangga Dua Kecamatan Tanjung Beringin

Goresan


Goresan Hatiku di PNPM-MP
Arbaini.*
Sampai-sampai ketika Musrenbang Desa masyarakat ada yang berkata, " Usulkan ke PNPM-MP saja lebih jelas dan cepat terealisasi, dari pada diusulkan kepada alokasi dana-dana yang lain.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Inilah ceritaku.Sebelumnya perkenalkan , namaku Arbaini, biasa dipanggil Ucok, aku tinggal di Desa Pematang Guntung, Kecamatan Teluk Mengkudu,Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
 Di PNPM-MP aku sebagai KPMD dari tahun 2009 dan hingga cerita ini kutulis, aku masih dipercaya oleh masyarakat desaku sebagai KPMD.

Masih segar dalam ingatanku,bagaimana pertama kali aku menjalankan tugasku sebagai KPMD, yakni mensosialisasikan apa itu PNPM-MP kemasyarakat desaku sekaligus melakukan penggalian gagasan ke dusun-dusun. Satu peristiwa yang tak akan pernah ku lupa dalam menjalankan tupoksiku sebagai KPMD ialah, ketika pertama kali aku dan temanku Nur Baiyah yang juga sebagai KPMD akan melakukan sosialisasi . Hari itu, Jum'at tanggal 31 Tuli tahun 2009, sekitar pukul 14.00 wib, bertempat di halaman rumah seorang kepala dusun. Dengan beralaskan tikar plastik, beratapkan langit, di bawah naungan pepohonan, sembari menunggu warga dusun berkumpul, kami bercengkrama bersama kepala dusun dan beberapa orang warga yang telah datang.
Dari sekian banyak pembicaraan, ada yang berkata : “ Kegiatan ini hanya bohongan saja, hanya sekadar mengikuti perintah aja”.
Mendengar itu, temanku Nurbaiyah memandangiku, lantas akupun memberi isyarat agar beliau tidak meresponnya, padahal terus terang perasaanku juga tidak senang.Betapa tidak, program yang akan kami sosialisasikan, belum lagi kami sampaikan sudah dikatakan bohong, terlebih-lebih yang mengatakan adalah seorang tokoh masyarakat yang juga sebagai kepala dusun.
Singkat cerita, setelah masyarakat berkumpul maka kamipun mensosialisasikan apa itu PNPM-MP sekaligus melakukan penggalian gagasan, dengan bekal sedikit pengetahuan yang kami dapat dari pelatihan selama satu minggu, dan beberapa alat peraga berupa gambar-gambar, logo PNPM-MP, dan lainnya.
Di sela penyampaianku, kuceritakan pula tentang adanya orang yang telah mengatakan bahwa yang kami sampaikan adalah bohong belaka, maka kucoba untuk meyakinkan semua yang hadir, mungkin saja ungkapan itu terucap akibat rasa putus asa karena mungkin di masa lalu dia melihat tidak sedikit program-program pemerintah yang berakhir dengan ketidak jelasan arah dan tujuannya.  
Alhamdulillah, ternyata  warga tidak ada yang terpengaruh perkataan negatif, dan mereka malah antusias mendengar penjelasan kami.
Kejadian itu menjadi kenangan dan kuanggap sebagai pelajaran yang perlu diambil hikmahnya, karena alhamdulillah orang yang dulunya mengatakan bohong sekarang telah menjadi orang yang sangat mendukung segala program PNPM-MP, terbukti , beliau sekarang malah menjadi salah seorang dari tim pemelihara pada proyek PNPM-MP  berupa pekerjaan Perkerasan Jalan Desa Pematang Guntung tahun anggaran 2010.
Inilah salah satu cerita pengalamanku, yang kurasa paling berkesan. Jujur saja sebenarnya dari sekian banyak permasalahan dan rintangan, tanpa adanya insentif yang kami dapatkan terkadang terlintas dalam benakku, untuk apa semua ini kulakukan,??,, jangan-jangan aku akan jadi ibarat sebuah lilin yang menerangi tapi dirinya habis terbakar.
Namun alhamdulillah berkat dukungan dari Bapak Kepala Desa dan melihat dari besarnya pengharapan masyarakat kepada PNPM, sampai-sampai ketika Musrenbang Desa Masyarakat ada yang berkata, " Usulkan ke PNPM-MP saja lebih jelas dan cepat terealisasi dari pada diusulkan kepada alokasi dana-dana yang lain, seperti APBD-Kab, APBD-Prov maupun APBN.
Inilah yang memotivasiku untuk tetap  berusaha semampuku mengikuti dan mendukung kelanjutan program PNPM-MP, karena ternyata jika kita jalani dengan penuh rasa ikhlas akan lahirlah perasaan tentram di dada.  Itu  merupakan suatu kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang.
 Mudah-mudahan ceritaku ini dapat memberikan motivasi bagi setiap pelaku PNPM-MP untuk  senantiasa memberikan yang terbaik bukan memikirkan apa yang didapat dari PNPM-MP ini.  
*KPMD Desa Pematang Guntung Kec. Teluk Mengkudu

Rabu, 04 April 2012

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

Kelompok SPP TALI KASIH
  Surplus Rp 17 Juta  di tahun 2011
Ini kisah sukses Kelompok SPP TALI KASIH yang dinakhodai seorang ibu berumur 65 tahun. Dibantu sekretaris dan bendaharanya kelompok ini berhasil meraih surplus Rp 17 juta pada tahun 2011. Apa kiat sukses kelompok SPP dari Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Sergai ini?
Ibu Ponijem Ketua Kelompok

Keuletan Ibu Ponijem (65 thn) Ketua Kelompok SPP TALI KASIH  Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban,Kabupeten Serdang Bedagai  memang layak diacungi jempol. Di usia yang sudah lanjut   beliau tetap bersemangat membimbing  dan membina anggota di kelompoknya. Semangat dan motivasi membangun  itu tentu saja dibantu pengurus lainnya. Seperti  ibu Senen Wartini sebagai Sekretaris dan ibu Susiati sebagai bendahara.
Ibu Ponijem dengan sukses menjalankan roda organisasi kelompok SPP sehingga 2 tahun berturut-turut kelompok SPP TALI KASIH  sudah mendapatkan keuntungan.Tahun 2010 saja surplus Rp.11 juta dan di tahun 2011 surplus Rp.17 juta. Ini  suatu angka pencapaian yang fantastis untuk sebuah kelompok SPP.
Kesuksesan mendapatkan surplus dengan jumlah besar tersebut harus menjadi pembelajaran bagi kelompok-kelompok SPP lainya,  terutama kelompok SPP yang ada di Serdang Bedagai.

 Minggu ke tiga Maret 2012 lalu Kompak Sergai  menyambangi kelompok yang dipimpin Ibu Ponijem ini.  Dalam bincang singkat itu  ibu Ponijem memberikan rahasia sukses kelompok  mereka. Beliau sampaikan bahwa kunci sukses yang mereka dapat bukan datang begitu saja, tetapi berkat transparansi & akuntabilitas pengelola yang mereka lakukan ditambah komitmen pengurus & anggota.

Dikelompok SPP Tali Kasih, setiap peminjam harus mengembalikan pinjamannya setiap hari tidak terkecuali hari libur. Bahkan hari lebaran pun kami  tetap mengutip,” ungkap ibu Ponijem, sedikit menyibak rahasia sukses itu.

Ada dua versi pengembalian, untuk pinjaman yang berasal dari upk pengembalian dilakukan setiap hari selama setahun, sedangkan pinjaman yang berasal dari modal kelompok dibayar setiap hari selama 4 bulan maksimal,  dengan jasa 20%  dari total pinjaman,” tambah ibu Ponijem lagi.

Menurut ibu Ponijem,dengan pengembalian harian tersebut,mempercepat perputaran modal mereka. Artinya, setiap hari anggota dapat meminjam ke kelompok, karena modal tetap tersedia,dan demikian  juga keuntungan diperoleh juga setiap hari.

Berdasarkan  AD/ART kelompok, bahwa kewajiban yang harus dibayar oleh anggota adalah iuran  pokok sebesar Rp.50.000,-/orang dan  iuran wajib Rp.3000,-orang/ bulan, disamping itu ada arisan sebesar Rp.25.000,-  manakala ada anggota yang mengadakan pesta.

Disamping kewajiban berupa uang ada juga kewajiban anggota lainnya yang juga harus tetap dijunjung tinggi oleh masing-masing anggota kelompok, di antaranya selalu tanggap dan berperan aktif untuk perkembangan kelompok. Mendahulukan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi, mengikuti rapat kelompok yang diadakan setiap bulan, mematuhi dan menghargai keputusan kelompok, serta jika ada anggota atau keluarga anggota yang sedang sakit harus sama-sama menjenguknya. Itulah, tandasnya lagi, kiat atau aturan  yang harus dilakukan sehingga kelompok yang dipimpinnya  terbilang sukses. “ Semua itu tak luput dari kesungguhan pengurus lain yang tulus membantu saya dan membangun kelompok,” ulurnya kemudian.

Sebagai sebuah kelompok yang cukup maju, kelompok ini menyepakati hak-hak yang dapat diterima oleh masing-masing anggota mereka. Di antara hak-hak tersebut sperti setiap anggota boleh meminjam uang kas kelompok, dapat menarik arisan pesta jika mengadakan pesta, mendapat keuntungan yang sama dari laba kelompok, bebas  mengemukakan pendapat dan memberikan solusi untuk kepentingan kelompok, bebas memilih pegurus dan menggantikannya apabila ada ketidak beresan dalam kelompok.

Untuk menjamin ketaatan masing-masing anggota kelompok SPP TALI KASIH  juga membuat sanksi untuk sama-sama ditaati.  Sanksi tersebut misalnya, anggota yang tidak melunasi kewajibannya dikenakan sanksi alternatif yaitu diberi peringatan oleh seluruh anggota, opsi kedua tidak mendapatkan keuntungan kelompok karena dipotong hutang, opsi ketiga penyitaan agunan.
Dari total pemanfaat di sekitar kelompok sudah lebih dari 20 orang yang dibantu permodalannya, di luar anggota kelompok.Kebutuhan warga di luar kelompok yang dibantu pinjaman modalnya berbagai kegiatan.Seperti modal untuk pertanian tanaman pangan, jualan makanan keliling, jualan sarapan pagi,bahkan mereka pernah meminjamkan salah seorang warga  yang perlu dana 4 juta rupiah untuk keperluan operasi salah seorang anggota keluarganya.

Kelompok SPP TALI KASIH  dengan  keuntungan yang cukup besar tersebut ternyata baru 2 kali meminjam ke UPK tahun 2010 mereka meminjam 9,5 juta rupiah dan 2011 meminjam 25 juta rupiah. Dan rencana kelompok selanjutnya meminjam 50 juta rupiah.
Pembiayaan operasional bagi pengurus berdasarkan ad/art diambil 10% dari total keuntungan,kemudian yang 90% lagi dibagikan kesetiap anggota di akhir tahunnya.
Dengan sistem pengelolaan modal yang dilakukan kelompok SPP TALI KASIH,sebenarnya kelompok sudah dapat melakukan pinjaman kepada upk dengan fungsi kelompok executing,sehingga sesuai dengan visi program. hanya saja kata ibu  Ponijem, pembinaan dari pelaku-pelaku program yang masih kurang.(Aslani/Kompak Sergai)


Selasa, 03 April 2012

Sosok Dan Karya


Perkerasan Jalan di Dusun I Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi
PNPM-MP Memberi 1.300 Meter, Masyarakat Menambahi 1.380 Meter
Baru pada tahun 2010 masyarakat ada mendengar  PNPM-MP. Dari situlah akhirnya, beberapa tokoh masyarakat, didukung dan dimotivasi kepala desa, proyek perkerasan jalan itu terlaksana. “ Pokoknya, kami bersyukur. Kami akan merawatnya,” tandas salah seorang penduduk.

Ada serangkaian kalimat syukur yang terucap dari empat orang penduduk  Dusun I, Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi saat ditemui Kompak Sergai, pertengahan Maret lalu. Salah satu ungkapan syukur itu datang dari KPMD Chairul Saleh. “ Kami senang sekarang. Sejak ada perkerasan jalan ini,  puluhan kepala keluarga di sini  bisa merasakan hasilnya,” ucap Seleh didampingi  tiga temannya, penduduk Desa Kuala Bali.
Apa pasal?  Saleh dan tiga temanya memang layak bersyukur.  Soalnya, kondisi jalan ratusan meter yang  membentang di tengah  tanah penduduk yang ditanami   sawit,  karet dan ubi kini bisa dilalui para petani dan penduduk dengan kendaraan apapun, yang hal itu dahulunya merupakan sesuatu  yang mustahil .   Jalan sepanjang 1300 meter ini  bisa dilalui karena sudah dilakukan perkerasan. Perkerasan jalan program PNPM-MP dan swadaya masyarkat ini menelan biaya RP.196.444.200. “ Selesai dikerjakan pada akhir 2010 lalu. Kini jalan ini sudah membantu geliat pertanian kami, “ tambah Saleh.
Tiga orang yang bersama Saleh adalah petugas TP3  pada proyek perkerasaan jalan tersebut. Mereka masing-masing  adalah Ketua Abdul Hamid, Sekretaris Berlin Sembiring, dan Bendahara  Herdi Purba.
Ketiganya pun  mengakui, sebelum ada perkerasan jalan ini,  puluhan kepala keluarga yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan di dusun ini sangat “tersendat”  kegiatan pertanian  dan ekonominya. “ Bayangkan, pak. Sebelum ada jalan, hasil panen sawit harus dibawa keluar selama berhari-hari menggunakan along-along (sepeda motor dengan kedua sisi kiri dan kanan menggunakan keranjang, red),” terang Herdi Purba.
Dulu, susul Berlin Sembiring mengenang, tak ada satu pun truk yang bisa masuk ke lokasi kebun kami. Bila sudah musim hujan, kami juga sulit membawa hasil kebun kami keluar dari sini, karena licin.
Sekarang? Sekarang memang beda dan lebih mudah. Itulah yang dirasakan banyak penduduk yang ada di dusun I. Setidaknya, ada sekitar 50 KK yang memiliki lahan perkebunan di dusun  I ikut tertolong dengan adanya proyek perkerasan jalan ini.
“ Untuk menjaga kelangsungan jalan ini, kami memang  telah menerapkan Perdes,” sambung Abdul Hamid. “ Kami menggunakan portal, untuk buka tutup. Bagi truk yang masuk kami kutip uang perawatan jalan sebesar Rp. 10,- perkilogram sawit yang diangkutnya. Kalau tidak, jalan ini tidak akan bisa terawat,”  urainya.
Menurut para pengurus TP3 ini, sejak jalan ini mereka kelola di bulan Februari 2011, hasil yang mereka dapat masih kecil, dana ini merupakan dana untuk perawatan jalan tersebut, namun mereka juga menerima bantuan lain berupa batu padas sejumlah 29 truk dari para toke sawit untuk menutup lobang pada jalan tanah swadaya masyarakat.
   Beberapa penduduk yang sempat  ditemui Kompak Sergai  mengatakan,  proyek perkerasan jalan yang juga  bisa menghubungkan Desa Kualabali dengan  Desa Kelapa Bajohom itu sudah  direncanakan sekitar dua tahun  lalu.
Baru pada tahun 2010 masyarakat ada mendengar  PNPM-MP. Dari situlah akhirnya, beberapa tokoh masyarakat, didukung dan dimotivasi kepala desa, proyek perkerasan jalan itu terlaksana. “ Pokoknya, kami bersyukur. Kami akan merawatnya,” tandas salah seorang penduduk.
Dengan adanya perkerasan jalan tersebut menurut Kepala Desa Kuala Bali  Chairul Anwar Nasution menjadikan denyut prekonomian masyakar Dusun I khususnya dan masyarakat Desa Kuala Bali umumnya, menjadi lebih bergairah.
 Pengangkutan hasil panen warga tidak lagi terganggu oleh hujan, karena jika hujan jalan tidak dapat digunakan walau dengan kenderaan roda dua. Kemudian  warga tidak harus bermalam lagi di kebun menjaga hasil panen yang tidak habis terangkut.
Kini, dengan adanya jalan, harga jual hasil panen juga meningkat, demikian juga harga jual lahan pun jadi naik, dan yang paling penting nantinya dengan akses yang mudah lokasi seputaran jalan itu akan menjadi lokasi perluasan pemukiman warga.

  “Dengan adanya jalan tersebut, hasil perkebunnan rakyat bisa diolah   dengan cepat. Dengan demikian penghasilan rakyat bertambah,” terang  Nasution.
Dengan dikomadoi Chairul Saleh dan pengurus TP3, mereka mengajak warga untuk mau terus bergotong royong, sehingga jalan yang semula dibangun oleh program sepanjang 1.300 meter kini menjadi 2.680 meter berkat swadaya masyarakat, walau pun bentuknya baru jalan tanah dengan sedikit perkerasan, namun sangat berarti bagi kelancaran transportasi hasil kebun mereka.( Aslani/Kompak Sergai )








Kades Kuala Bali Chairul Anwar Nasution:
Kesabaran dan Komunikasi
Bagi seorang kepala desa, adanya pembangunan di desa dan berdampak baik pada masyakat adalah tujuan. “ Kita memimpin desa pada hakikatnya untuk membawa  masyarakat desa itu maju. Bukan sebaliknya,” papar Chairul Awar Nasution pada Kompak Sergai, pertangahan Maret lulu.
Kepala Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai ini merasa bersyukur bila  PNPM-MP lewat programnya telah berhasil menggerakkan masyarakatnya untuk membangun perkerasan jalan di Dusun I.
  Chairul Anwar Nasution
Awalnya, menurut sang kades, memang sulit memberi kesadaran pada masyarakat apa itu PNPM-MP  dan apa pentingnya berswadaya untuk membangun  perkerasan jalan tersebut.Namun, perlahan perubahan pun datang. Kesadaran masyarakat pun muncul.
Dari kesadaran itulah akhirnya perkerasan jalan di dusun   I berhasil dikerjakan. Sekarang terasa manfaatnya.
Charul Anwar melihat, untuk membawa masyarakat pada kesadaran membangun sebenarnya tidak sulit. Juga dalam hal menjadi pemimpin. “ Untuk berhasil menjadi pemimpin kita harus memiliki kesabaran yang tinggi,” ujarnya.
Bagi Chairul Anwar, untuk berhasil menjadi pemimpin, terutama  memimpin desa, di samping kesabaran menghadapi beribu karakter masyarakat, strategi komunikasi harus dilakukan terus. “ Tanpa komunikasi,  seorang pemimpin tidak akan berhasil mengetahui kelemahan dan  kelebihan yang ada di tengah masyarakat,” lanjutnya lagi.  “ Bagi saya. Memimpin itu harus terus  memupuk  rasa sabar dan terus menjalin  komunikasi pada semua pihak, terutama rakyat,” tutupnya. (Jabir/Kompak Sergai )

Jumat, 30 Maret 2012

Editorial

MANAGEMENT PELATIHAN
Pelatihan merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh kegiatan-kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan. Pada setiap tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan akan terjadi proses transfer pengetahuan dan keterampilan antar pelaku program dan masyarakat sehingga terjadi proses pembelajaran.
Pendekatan pelatihan dalam PNPM Mandiri perdesaan menggunakan pola pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dengan methode yang partisipatif. Untuk meningkatkan kualitas pelaku PNPM Mandiri perdesaan ada dua kategori pelatihan yang digunakan yaitu pelatihan pratugas dan pelatihan lanjutan.
Agar pelatihan yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan :
1.Pre Training
2.On Going Training
3.Post Training
Didalam Pre Training yang harus dipersiapkan adalah pertama identifikasi kebutuhan pelatihan, seperti apa kebutuhan pelatihan yang diselesaikan, kedua menciptakan sasaran pelatihan yang tepat dan ketiga terakhir mempersiapkan materi.
Pada tahapan berikutnya adalah On Going Training, pada tahapan ini adalah sesi terpenting karena sesi ini pelatihan sedang berlangsung, kesuksesan tahap kedua ini diawali dengan suksesnya tahap pertama, jika identifikasi kebutuhan salah maka tahapan berikutnya akan tidak jelas. Untun suksesnya tahapan On Going Training ini diperlukan kemampuan khusus fasilitator, diantara kemampuan khusus tersebut adalah kemampuan pemilihan metode pelatihan, dan tehnik komunikasi yang baik oleh fasilitator.
Untuk seterusnya sebuah pelatihan yang telah ditentukan agar sukses mencapai sasaran atau tujuannya, maka kedua tahapan diatas mesti dikuasai oleh seorang fasilitator terutama tahapan kedua,
Jika kita lihat kondisi sampai akhir Maret 2012 ini pelatihan-pelatihan pengutan kapasitas masyarakat yang dilakukan dimasing-masing kecamatan, pertanyaannya apakah sudah melalui tahapan-tahapan diatas, tanpa bermaksud memvonis masih banyak pelatihan-pelatihan yang dilakukan ditingkat kecamatan tidak dilalui dengan langkah identifikasi kebutuhan  pelatihan, dan terkesan mengejar target peyelesaian, bahkan masik ada pelatihan dan materi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta latih, dengan kondisi ini tentunya hasil pelatihan tersebut sudah dapat kita jawab apa hasilnya.
Kegagalan pelatihan lainya juga disumbangkan kesalahan pada pemilihan metode pelatihan, metode untuk pelatihan A tentunya berbeda dengan metode untuk pelatihan B, kemampuan penguasaan pemilihan metode yang tepat akan menjadikan pelatihan mencapai tujuan, selain itu kemampuan komunikasi fasilitator sangat mendukung kesuksesan sebuah pelatihan.  
Kondisi ideal pelatihan tentunya sesuai dengan tahapan-tahapan seperti diatas, lalu bagaimana dengan kondisi lapangan …..???????.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168 Tahun 2009, yang mengatur batas akhir dari penggunaan dana-dana BLM sampai dengan tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran, itu artinya sampai akhir Maret 2012 seluruh dana-dana BLM sudah harus selesai digunakan.
Dengan kondisi ini banyak pelatihan yang dilakukan tidak lagi mempertimbangkan tahapan-tahapan diatas, bahkan untuk menghabiskan anggaran pelatihan yang ada kecamatan , dilakukan tidak saja hari kerja, tetapi juga menggunakan hari libur karna terdesaknya waktu.
Kegiatan pelatihan yang menghabiskan biaya puluhan juta rupiah yang dilakukan jika kita lakukan post training mungkin hanya 50% yang mencapai tujuan.
Semoga hal ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kawan-kawan fasilitator dalam melakukan dan merencanakan  sebuah pelatihan terutama tentang waktu pelaksanaan sehingga terjadwal dengan baik dan tidak tergesa-gesa diakhir waktu, semoga.
·