Perkerasan Jalan di Dusun I Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi
PNPM-MP Memberi 1.300 Meter,
Masyarakat Menambahi 1.380 Meter
Baru pada tahun 2010 masyarakat ada mendengar PNPM-MP. Dari situlah akhirnya, beberapa tokoh
masyarakat, didukung dan dimotivasi kepala desa, proyek perkerasan jalan itu
terlaksana. “ Pokoknya, kami bersyukur. Kami akan merawatnya,” tandas salah
seorang penduduk.
Ada serangkaian
kalimat syukur yang terucap dari empat orang penduduk Dusun I, Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi saat ditemui Kompak Sergai, pertengahan Maret lalu. Salah
satu ungkapan syukur itu datang dari KPMD Chairul Saleh. “ Kami senang sekarang.
Sejak ada perkerasan jalan ini, puluhan kepala keluarga di
sini bisa merasakan hasilnya,” ucap
Seleh didampingi tiga temannya, penduduk
Desa Kuala Bali.
Apa pasal? Saleh dan tiga temanya memang layak bersyukur. Soalnya, kondisi jalan ratusan meter
yang membentang di tengah tanah penduduk yang ditanami
sawit, karet dan ubi kini bisa
dilalui para petani dan penduduk
dengan kendaraan apapun, yang hal itu dahulunya merupakan sesuatu yang mustahil . Jalan
sepanjang 1300 meter ini bisa dilalui karena sudah dilakukan
perkerasan. Perkerasan jalan program PNPM-MP dan swadaya masyarkat ini menelan biaya RP.196.444.200. “ Selesai dikerjakan pada akhir 2010
lalu. Kini jalan ini sudah membantu geliat pertanian kami, “ tambah Saleh.
Tiga orang yang bersama Saleh adalah
petugas TP3 pada proyek perkerasaan
jalan tersebut. Mereka masing-masing
adalah Ketua Abdul Hamid, Sekretaris Berlin Sembiring, dan
Bendahara Herdi Purba.
Ketiganya pun mengakui, sebelum ada perkerasan jalan ini, puluhan kepala keluarga yang memiliki lahan
pertanian dan perkebunan di dusun ini sangat “tersendat” kegiatan pertanian dan ekonominya. “ Bayangkan, pak. Sebelum ada
jalan, hasil panen sawit harus dibawa keluar selama berhari-hari menggunakan along-along (sepeda motor dengan kedua sisi kiri
dan kanan menggunakan keranjang, red),” terang Herdi
Purba.
Dulu, susul Berlin
Sembiring mengenang, tak ada satu pun truk yang bisa masuk ke lokasi kebun
kami. Bila sudah musim hujan, kami juga sulit membawa hasil kebun kami keluar
dari sini, karena licin.
Sekarang? Sekarang
memang beda dan lebih mudah. Itulah yang dirasakan banyak penduduk yang ada di
dusun I. Setidaknya, ada sekitar 50 KK yang memiliki lahan perkebunan di
dusun I ikut tertolong dengan adanya
proyek perkerasan jalan ini.
“ Untuk menjaga
kelangsungan jalan ini, kami memang
telah menerapkan Perdes,” sambung Abdul Hamid. “ Kami menggunakan portal,
untuk buka tutup. Bagi truk yang masuk kami kutip uang perawatan jalan sebesar Rp. 10,- perkilogram sawit yang
diangkutnya. Kalau tidak, jalan ini tidak akan bisa
terawat,” urainya.
Menurut para
pengurus TP3 ini, sejak jalan ini mereka kelola di bulan Februari 2011, hasil yang mereka dapat
masih kecil, dana ini merupakan dana untuk perawatan jalan tersebut, namun mereka juga menerima bantuan lain
berupa batu padas sejumlah 29 truk dari para toke sawit untuk menutup lobang
pada jalan tanah swadaya masyarakat.
Beberapa penduduk yang sempat ditemui Kompak
Sergai mengatakan, proyek perkerasan jalan yang juga bisa menghubungkan Desa Kualabali dengan Desa Kelapa Bajohom itu sudah direncanakan sekitar dua tahun lalu.
Baru pada tahun
2010 masyarakat ada mendengar PNPM-MP. Dari situlah
akhirnya, beberapa tokoh masyarakat, didukung dan dimotivasi kepala desa,
proyek perkerasan jalan itu terlaksana. “ Pokoknya, kami bersyukur. Kami akan
merawatnya,” tandas salah seorang penduduk.
Dengan adanya
perkerasan jalan tersebut menurut Kepala Desa Kuala Bali Chairul Anwar Nasution menjadikan denyut
prekonomian masyakar Dusun I khususnya
dan masyarakat Desa Kuala Bali umumnya, menjadi lebih bergairah.
Pengangkutan hasil panen warga tidak lagi
terganggu oleh hujan, karena jika hujan jalan tidak dapat digunakan walau
dengan kenderaan roda dua. Kemudian warga
tidak harus bermalam lagi di kebun menjaga hasil panen yang tidak habis
terangkut.
Kini, dengan adanya
jalan, harga jual hasil panen
juga meningkat, demikian juga harga jual lahan pun jadi naik, dan yang paling
penting nantinya dengan akses yang mudah lokasi seputaran jalan itu akan
menjadi lokasi perluasan pemukiman warga.
“Dengan
adanya jalan tersebut, hasil perkebunnan rakyat bisa diolah dengan
cepat. Dengan demikian penghasilan rakyat bertambah,” terang Nasution.
Dengan dikomadoi Chairul Saleh
dan pengurus TP3, mereka mengajak warga untuk mau terus bergotong royong,
sehingga jalan yang semula dibangun oleh program sepanjang 1.300 meter kini
menjadi 2.680 meter berkat swadaya masyarakat, walau pun bentuknya baru jalan
tanah dengan sedikit perkerasan, namun sangat berarti bagi kelancaran
transportasi hasil kebun mereka.( Aslani/Kompak Sergai )
Kesabaran dan
Komunikasi
Bagi seorang kepala
desa, adanya pembangunan di desa dan berdampak baik pada masyakat adalah
tujuan. “ Kita memimpin desa pada hakikatnya untuk membawa masyarakat desa itu maju. Bukan sebaliknya,”
papar Chairul Awar Nasution pada Kompak
Sergai, pertangahan Maret lulu.
Kepala Desa Kuala Bali, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang
Bedagai ini
merasa bersyukur bila PNPM-MP lewat programnya telah
berhasil menggerakkan masyarakatnya untuk membangun perkerasan jalan di Dusun
I.
Chairul Anwar Nasution
|
Dari kesadaran
itulah akhirnya perkerasan jalan di dusun
I berhasil dikerjakan. Sekarang
terasa manfaatnya.
Charul Anwar
melihat, untuk membawa masyarakat pada kesadaran membangun sebenarnya tidak
sulit. Juga dalam hal menjadi pemimpin. “ Untuk berhasil menjadi pemimpin kita
harus memiliki kesabaran yang tinggi,” ujarnya.
Bagi Chairul Anwar,
untuk berhasil menjadi pemimpin, terutama
memimpin desa, di samping kesabaran menghadapi beribu karakter masyarakat,
strategi komunikasi harus dilakukan terus. “ Tanpa komunikasi, seorang pemimpin tidak akan berhasil
mengetahui kelemahan dan kelebihan yang
ada di tengah masyarakat,” lanjutnya lagi.
“ Bagi saya. Memimpin itu harus terus
memupuk rasa sabar dan terus
menjalin komunikasi pada semua pihak,
terutama rakyat,” tutupnya. (Jabir/Kompak Sergai )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar