Follow Now.......!

Rabu, 04 April 2012

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan

Kelompok SPP TALI KASIH
  Surplus Rp 17 Juta  di tahun 2011
Ini kisah sukses Kelompok SPP TALI KASIH yang dinakhodai seorang ibu berumur 65 tahun. Dibantu sekretaris dan bendaharanya kelompok ini berhasil meraih surplus Rp 17 juta pada tahun 2011. Apa kiat sukses kelompok SPP dari Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Sergai ini?
Ibu Ponijem Ketua Kelompok

Keuletan Ibu Ponijem (65 thn) Ketua Kelompok SPP TALI KASIH  Desa Sei Bamban, Kecamatan Sei Bamban,Kabupeten Serdang Bedagai  memang layak diacungi jempol. Di usia yang sudah lanjut   beliau tetap bersemangat membimbing  dan membina anggota di kelompoknya. Semangat dan motivasi membangun  itu tentu saja dibantu pengurus lainnya. Seperti  ibu Senen Wartini sebagai Sekretaris dan ibu Susiati sebagai bendahara.
Ibu Ponijem dengan sukses menjalankan roda organisasi kelompok SPP sehingga 2 tahun berturut-turut kelompok SPP TALI KASIH  sudah mendapatkan keuntungan.Tahun 2010 saja surplus Rp.11 juta dan di tahun 2011 surplus Rp.17 juta. Ini  suatu angka pencapaian yang fantastis untuk sebuah kelompok SPP.
Kesuksesan mendapatkan surplus dengan jumlah besar tersebut harus menjadi pembelajaran bagi kelompok-kelompok SPP lainya,  terutama kelompok SPP yang ada di Serdang Bedagai.

 Minggu ke tiga Maret 2012 lalu Kompak Sergai  menyambangi kelompok yang dipimpin Ibu Ponijem ini.  Dalam bincang singkat itu  ibu Ponijem memberikan rahasia sukses kelompok  mereka. Beliau sampaikan bahwa kunci sukses yang mereka dapat bukan datang begitu saja, tetapi berkat transparansi & akuntabilitas pengelola yang mereka lakukan ditambah komitmen pengurus & anggota.

Dikelompok SPP Tali Kasih, setiap peminjam harus mengembalikan pinjamannya setiap hari tidak terkecuali hari libur. Bahkan hari lebaran pun kami  tetap mengutip,” ungkap ibu Ponijem, sedikit menyibak rahasia sukses itu.

Ada dua versi pengembalian, untuk pinjaman yang berasal dari upk pengembalian dilakukan setiap hari selama setahun, sedangkan pinjaman yang berasal dari modal kelompok dibayar setiap hari selama 4 bulan maksimal,  dengan jasa 20%  dari total pinjaman,” tambah ibu Ponijem lagi.

Menurut ibu Ponijem,dengan pengembalian harian tersebut,mempercepat perputaran modal mereka. Artinya, setiap hari anggota dapat meminjam ke kelompok, karena modal tetap tersedia,dan demikian  juga keuntungan diperoleh juga setiap hari.

Berdasarkan  AD/ART kelompok, bahwa kewajiban yang harus dibayar oleh anggota adalah iuran  pokok sebesar Rp.50.000,-/orang dan  iuran wajib Rp.3000,-orang/ bulan, disamping itu ada arisan sebesar Rp.25.000,-  manakala ada anggota yang mengadakan pesta.

Disamping kewajiban berupa uang ada juga kewajiban anggota lainnya yang juga harus tetap dijunjung tinggi oleh masing-masing anggota kelompok, di antaranya selalu tanggap dan berperan aktif untuk perkembangan kelompok. Mendahulukan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi, mengikuti rapat kelompok yang diadakan setiap bulan, mematuhi dan menghargai keputusan kelompok, serta jika ada anggota atau keluarga anggota yang sedang sakit harus sama-sama menjenguknya. Itulah, tandasnya lagi, kiat atau aturan  yang harus dilakukan sehingga kelompok yang dipimpinnya  terbilang sukses. “ Semua itu tak luput dari kesungguhan pengurus lain yang tulus membantu saya dan membangun kelompok,” ulurnya kemudian.

Sebagai sebuah kelompok yang cukup maju, kelompok ini menyepakati hak-hak yang dapat diterima oleh masing-masing anggota mereka. Di antara hak-hak tersebut sperti setiap anggota boleh meminjam uang kas kelompok, dapat menarik arisan pesta jika mengadakan pesta, mendapat keuntungan yang sama dari laba kelompok, bebas  mengemukakan pendapat dan memberikan solusi untuk kepentingan kelompok, bebas memilih pegurus dan menggantikannya apabila ada ketidak beresan dalam kelompok.

Untuk menjamin ketaatan masing-masing anggota kelompok SPP TALI KASIH  juga membuat sanksi untuk sama-sama ditaati.  Sanksi tersebut misalnya, anggota yang tidak melunasi kewajibannya dikenakan sanksi alternatif yaitu diberi peringatan oleh seluruh anggota, opsi kedua tidak mendapatkan keuntungan kelompok karena dipotong hutang, opsi ketiga penyitaan agunan.
Dari total pemanfaat di sekitar kelompok sudah lebih dari 20 orang yang dibantu permodalannya, di luar anggota kelompok.Kebutuhan warga di luar kelompok yang dibantu pinjaman modalnya berbagai kegiatan.Seperti modal untuk pertanian tanaman pangan, jualan makanan keliling, jualan sarapan pagi,bahkan mereka pernah meminjamkan salah seorang warga  yang perlu dana 4 juta rupiah untuk keperluan operasi salah seorang anggota keluarganya.

Kelompok SPP TALI KASIH  dengan  keuntungan yang cukup besar tersebut ternyata baru 2 kali meminjam ke UPK tahun 2010 mereka meminjam 9,5 juta rupiah dan 2011 meminjam 25 juta rupiah. Dan rencana kelompok selanjutnya meminjam 50 juta rupiah.
Pembiayaan operasional bagi pengurus berdasarkan ad/art diambil 10% dari total keuntungan,kemudian yang 90% lagi dibagikan kesetiap anggota di akhir tahunnya.
Dengan sistem pengelolaan modal yang dilakukan kelompok SPP TALI KASIH,sebenarnya kelompok sudah dapat melakukan pinjaman kepada upk dengan fungsi kelompok executing,sehingga sesuai dengan visi program. hanya saja kata ibu  Ponijem, pembinaan dari pelaku-pelaku program yang masih kurang.(Aslani/Kompak Sergai)


1 komentar:

Anonim mengatakan...

maju terus kompak sergai