Follow Now.......!

Jumat, 30 Maret 2012

Editorial

MANAGEMENT PELATIHAN
Pelatihan merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh kegiatan-kegiatan PNPM-Mandiri Perdesaan. Pada setiap tahapan pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan akan terjadi proses transfer pengetahuan dan keterampilan antar pelaku program dan masyarakat sehingga terjadi proses pembelajaran.
Pendekatan pelatihan dalam PNPM Mandiri perdesaan menggunakan pola pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dengan methode yang partisipatif. Untuk meningkatkan kualitas pelaku PNPM Mandiri perdesaan ada dua kategori pelatihan yang digunakan yaitu pelatihan pratugas dan pelatihan lanjutan.
Agar pelatihan yang dilaksanakan mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan :
1.Pre Training
2.On Going Training
3.Post Training
Didalam Pre Training yang harus dipersiapkan adalah pertama identifikasi kebutuhan pelatihan, seperti apa kebutuhan pelatihan yang diselesaikan, kedua menciptakan sasaran pelatihan yang tepat dan ketiga terakhir mempersiapkan materi.
Pada tahapan berikutnya adalah On Going Training, pada tahapan ini adalah sesi terpenting karena sesi ini pelatihan sedang berlangsung, kesuksesan tahap kedua ini diawali dengan suksesnya tahap pertama, jika identifikasi kebutuhan salah maka tahapan berikutnya akan tidak jelas. Untun suksesnya tahapan On Going Training ini diperlukan kemampuan khusus fasilitator, diantara kemampuan khusus tersebut adalah kemampuan pemilihan metode pelatihan, dan tehnik komunikasi yang baik oleh fasilitator.
Untuk seterusnya sebuah pelatihan yang telah ditentukan agar sukses mencapai sasaran atau tujuannya, maka kedua tahapan diatas mesti dikuasai oleh seorang fasilitator terutama tahapan kedua,
Jika kita lihat kondisi sampai akhir Maret 2012 ini pelatihan-pelatihan pengutan kapasitas masyarakat yang dilakukan dimasing-masing kecamatan, pertanyaannya apakah sudah melalui tahapan-tahapan diatas, tanpa bermaksud memvonis masih banyak pelatihan-pelatihan yang dilakukan ditingkat kecamatan tidak dilalui dengan langkah identifikasi kebutuhan  pelatihan, dan terkesan mengejar target peyelesaian, bahkan masik ada pelatihan dan materi yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta latih, dengan kondisi ini tentunya hasil pelatihan tersebut sudah dapat kita jawab apa hasilnya.
Kegagalan pelatihan lainya juga disumbangkan kesalahan pada pemilihan metode pelatihan, metode untuk pelatihan A tentunya berbeda dengan metode untuk pelatihan B, kemampuan penguasaan pemilihan metode yang tepat akan menjadikan pelatihan mencapai tujuan, selain itu kemampuan komunikasi fasilitator sangat mendukung kesuksesan sebuah pelatihan.  
Kondisi ideal pelatihan tentunya sesuai dengan tahapan-tahapan seperti diatas, lalu bagaimana dengan kondisi lapangan …..???????.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168 Tahun 2009, yang mengatur batas akhir dari penggunaan dana-dana BLM sampai dengan tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran, itu artinya sampai akhir Maret 2012 seluruh dana-dana BLM sudah harus selesai digunakan.
Dengan kondisi ini banyak pelatihan yang dilakukan tidak lagi mempertimbangkan tahapan-tahapan diatas, bahkan untuk menghabiskan anggaran pelatihan yang ada kecamatan , dilakukan tidak saja hari kerja, tetapi juga menggunakan hari libur karna terdesaknya waktu.
Kegiatan pelatihan yang menghabiskan biaya puluhan juta rupiah yang dilakukan jika kita lakukan post training mungkin hanya 50% yang mencapai tujuan.
Semoga hal ini menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi kawan-kawan fasilitator dalam melakukan dan merencanakan  sebuah pelatihan terutama tentang waktu pelaksanaan sehingga terjadwal dengan baik dan tidak tergesa-gesa diakhir waktu, semoga.
·       

Kamis, 29 Maret 2012

Sosok

PEMBANGUNAN GEDUNG PAUD
(Pendidikan Anak Usia Dini)
Oleh: Rima Elviana Lubis*

Pada awal pendirian gedung PAUD ini sulit sekali  menyakinkan masyarakat sekitar, khususya pada saat penandatanganan hibah tanah. Di balik itu, semua mereka tak tahu bagaimana peliknya saya membagi waktu mengurus orang tua yang sedang sakit, anak-anak yang masih kecil demi memperjuangkan harapan dan keinginan masyarakat.
------------------------------------------------------------------
Tahun 2009 awal masuknya PNPM-MP-MP di tanah kelahiranku Desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan. Dimana seluruh masyarakat masih belum familiar  mendengar kata PNPM-MP-MP. Kemudian diadakanlah rapat di desa yang dipimpin Bapak Kepala Desa dan pelaku-pelaku PNPM-MP Kecamatan (FK, FT, PJOK) untuk mensosialisasikan tentang PNPM-MP dan kebijakannya. Dari situlah masyarakat mulai sedikit demi sedikit mengerti dan memahami walau masih abu-abu, bingung tentang Program PNPM-MP.
 Dari sini pulalah awal kiprah saya terjun sebagai pelaku PNPM-MP yang dipercayakan masyarakat sebagai KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa).
 Sebagai KPMD awalnya bertugas menggali gagasan dan usulan-usulan yang disampaikan masyarakat dari 6 Dusun yg ada di Desa Dolok Merawan. Suka duka menjadi seorang KPMD, pada tahap awal harus bisa mensosialisasikan dan menjelaskan secara pelan-pelan Program PNPM-MP agar diterima masyarakat dan masyarakat antusias menyambut setiap kedatangan saya, tak peduli walau harus hujan-hujanan.
 Pada awal pendirian gedung PAUD ini sulit sekali  menyakinkan masyarakat sekitar, khususya pada saat penandatanganan hibah tanah. Tapi dengan niat dan kerja keras walau harus rela masuk kekebun-kebun menemui pemuka-pemuka masyarakat  yang ada di sekitar  lokasi demi mendapatkan satu buah tanda tangan akhirnya dari semua gagasan/usulan yang disampaikan Desa Dolok Merawan mendapatkan kesempatan untuk membangun satu unit gedung PAUD beserta mobiliernya setelah melalui tahapan dan alur yang berlaku di PNPM-MP.
 Berdirilah satu gedung PAUD berlokasi di Dusun V Bangun Rejo Desa Dolok Merawan. Begitu senangnya hati saya, berkat dukungan orang tua, suami, keluarga, masyarakat dan tak lepas dari Pemerintah Desa saya berhasil mengimplentasikan harapan masyarakat bekerjasama dengan pelaku-pelaku PNPM-MP yang lain. Didanailah pembangunan gedung Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari dana anggaran PNPM-MP.

Mengapa   PAUD ?
Sebagai salah satu tutor yang  juga mengajar di PAUD tersebut saya cukup prihatin dengan sarana belajar dan mengajar, dimana gedung yang digunakan masih menumpang, mobilier yang tidak layak bagi anak-anak yang ingin mendapatkan ilmu sedini mungkin. 45-50 anak didik yang kelak menjadi generasi penerus bangsa belajar dengan kondisi meja dan kursi yang seadanya, papan tulis yang bolong di sana sini, dan ruangan yang sangat tidak nyaman.
Karena itulah saya bertekad dengan bekerjasama dengan pemerintah desa, masyarakat untuk memanfaatkan dana PNPM-MP membangun satu gedung yang bagus dan baik.
Impian saya agar anak-anak usia dini mendapatkan satu gedung sarana belajar mengajar yang enak dan Layak. Peran serta dan dukungan masyarakat, pemerintah desa dan kecamatan juga tak terlepas kerja keras pelaku-pelaku PNPM-MP akhirnya berdirilah satu gedung PAUD yang baru lengkap dengan fasilitas mobiliernya di Desa Dolok Merawan.
Bangga sekali rasanya,sambutan masyarakat kepada diri saya pribadi khususnya dan juga teman-teman pelaku-pelaku PNPM-MP umumnya sungguh diluar perkiraan.
Setiap bertemu masyarakat yang berdomisili didekat pembangunan gedung PAUD maupun dari desa yang lain yang ada di Kecamatan Dolok Merawan selalu mengucapkan terima kasih dan sambutan yang baik.
Padahal saya tidak bekerja sendiri masih banyak pelaku-pelaku PNPM-MP yang lain yang juga punya andil dalam hal mendapatkan bantuan dari PNPM-MP tapi yang mereka tahu adalah saya  selalu dekat dan aktif berbaur sehari-hari.
Dan sayapun bersyukur kepada ALLAH Tuhan Yang Maha Esa banyak yang menghargai dan mengaggap saya mampu, padahal dibalik itu semua mereka tak tahu bagaimana peliknya saya membagi waktu mengurus orang tua yang sedang sakit, anak-anak yang masih kecil-kecil demi memperjuangkan harapan dan keinginan masyarakat. Beruntung saya memiliki suami yang mengerti dan memahami kondisi saya, support dan restunya mengiringi langkah-langkah saya dimasyarakat dan menganggap milik masyarakat hingga kini ”thanks my husband”.
Gedung PAUD berdiri sudah, indah dan permanen lengkap dengan mobiliernya, masyarakat senang dan puas, orang-orang tua khususnya ibu-ibu yang memiliki anak balita (0-6) tahun antusias memasukkan anak-anaknya ke PAUD.kami pun sebagi tutor/guru PAUD amatlah senang.
Anak-anak yang tadinya sulit untuk mendapatkan air untuk cuci tangan sebelum memulai makan sudah bisa menikmatinya di kamar mandi yang sudah disediakan.
Senam pagi yang biasanya manual menggunakan mulut kini sudah menggunakan musik karena sarana listrik juga tersedia. Anak-anak juga semakin semangat dan tidak bermalas-malasan lagi ketika mengikuti senam. Sungguh suatu perubahan bagi PAUD kami, dan kebanggan kami yang paling besar adalah ketika PAUD kami diresmikan oleh Bapak Bupati Serdang Bedagai walau hanya diwakilkan oleh BPMD Kabupaten.
PAUD kami yang di bawah binaan Ibu Bupati Hj. Evi Diana Ery kini semakin eksis baik dalam hal belajar mengajar maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Banyak yang kami terima dari forum PAUD kabupaten, seperti buku-buku panduan, PMT, baju, oprasional dan lain sebagainya. Dan hal yang tak kalah membanggakan PAUD kami jadi sering dikunjungi baik dari kecamatan Desa maupun dari tim-tim forum PAUD Kabupaten.
Dusun V Bangun Rejo yang jaraknya lumayan jauh dari pusat pemerintahan desa dan kecamatan didatangi oleh orang-orang nomor satu di kabupaten bangga rasanya. masyarakat yang tadinya tidak dan sama sekali belum pernah melihat atau berjabat tangan dengan ibu bupati dengan keberadaan PAUD bisa terwujud, sungguh suatu proses pencapaian dan kepuasaan yang maksimal. Nama PAUD kami pun terkenal dijajaran forum PAUD Kabupaten banyak keberhasilan yang kami peroleh.

Saya sendiri berupaya agar masyarakat semua tahu tentang apa dan bagaimana PNPM-MP karena dalam konteksnya masyarakat yang dulu bersahaja, kini begitu fasih bicara kegiatan PNPM-MP, baik jalan Desa, gedung,  lenning parit dan sebagainya.
Akhirnya terima kasih PNPM-MP………….
Karena kehadiranmu di Desa kami masyarakat kami sekarang jadi pintar dan pandai berkomunikasi, bernegosiasi, berpartisipasi, dan pintar berbagi.
Terima kasih PNPM-MP karena kehadiranmu desa kami tidak tertinggal dalam segi pembangunan dari desa-desa yang ada di tanah bertuah negeri beradat ini.
Terima kasih PNPM-MP karena kehadiranmu di desa kami semakin memperkokoh rasa persatuan karena sendiri tidak akan bisa membangun satu pilar yang kokoh.

·         KPMD Desa Dolok Merawan, Kecamatan Dolok Merawan


Rabu, 28 Maret 2012

Goresan

RENUNGAN FASILITATOR
Oleh. Deny R Suganda.S.Sos*

SAYAPUN DULU  SEBAGAI PENDAMPING INPRES DESA TERTINGGAL (IDT)
DAN  BANGGA MENJADI KADER PENGGERAK PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (KPPMD)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Teman-teman kalau teringat 18 ( Delapan Belas ) tahun yang lalu ,tepatnya pencanangan Instruksi  Presiden Nomor 5 tahun 1993 tentang peningkatan penanggulangan kemiskinan , melalui Program khusus Desa Tertinggal.  Sebagai Keluarga mahasiswa Alumni Penerima Supersemar (KMA-PBS) yang diminta oleh Dewan Penasehat  yaitu bapak Presiden RI Almarhum H.M. Soeharto agar para alumni untuk ikut dan turut serta menjadi Pendamping IDT diseluruh Pelosok Negeri.
            Dua bulan lamanya kami dipersiapkan untuk menjadi Pendamping IDT , yang sekarang dalam Program PPK dan PNPM-MPd bernama fasilitator Kecamatan (FK). Sungguh berat pelatihan pendamping IDT yang melatih dari DEPDAGRI (DIRJEN PMD) BAPPENAS, BINA SWADAYA ,YAYASAN BINA BANGSA , Pasukan Elit Prajurit TNI KOPASSUS dan KOSTRAD  di Cilodong Bogor Markas Linud 328 Kujang I Kostrad dan Disitu Lembang dibawah kaki Gunung Tangkuban Parahu yang merupakan Chandra di mukanya KOPASSUS untuk digembleng Moral, Fisik dan Mental, memang suatu pengalaman yang tak pernah dilupakan karena Pada waktu itu Kolonel Susilo Bambang Yudhoyono (sekarang Presider RI ) sebagai Komandan Brigade Infantri dan Komandan Grup II KOPASSUS Kolonel Prabowo Subianto Ikut memberikan materi tentang wawasan Nusantara dan wawasan Kebangsaan, Diakhiri pelatihan Toritorial di Markas Yonif 303 Kostrad Setia Sampai Mati di Cibuluh Cikajang Garut, sekaligus penempatan tugas.
            Kadang saya sedih dan iri terhadap Fasilitator Kecamatan yang telah dilatih disebuah hotel mewah  di Medan dengan fasilitas yang cukup baik untuk menjadi fasilitator yang akan ditempatkan di Provinsinya , tetapi setalah dilatih tidak mau ditempatkan disuatu kabupaten dan akhirnya  mengundurkan diri tanpa ada saksi, sungguh moral, dan mental yang dangkal untuk membangun daerahnya kampung halamannya , dibandingkan saya yang berasal dari Jawa Barat ditugaskan di Sumatera Utara ,dilatih dibarak meliter dan hutan di Situ Lembang  yang dibangunkan pagi melalui terompet atau  dengan suara ledakan senjata dan bila mau tidur harus berlari dulu dimalam hari..
lokasi tempat saya bertugas di Kecamatan Kotarih dan Desa-Desanya yang begitu subur makmur dengan tanaman perkebunan kualitas eksport tapi masih tertinggal Desa dan perekonomian masyarakat, terutama sarana dan Prasarana. Kemiskinan utama dalam Inpres Desa Tertinggal adalah Pendidikan, kesehatan dan perekonomian ini merupakan filar utama, dimana kendala yang paling besar adalah sikap mentalitas masyarakat yang kuat akan kebiasaan turun temurun , budaya yang mengikat dan tradisi yang kuat.
Inti dari IDT sama dengan Program PPK dan PNPM MP , bagaimana membuat masyarakat mampu mengelola program secara perkelanjutan hanya perbedaanya di PNPM MP  lebih banyak  pelaku-pelakunya di bandingkan pada waktu saya menjadi pendamping IDT .:
Sahabat ingin sekali saya berbagi pengalaman selama pendampingan ini, yang saya rasakan lebih berat   yaitu beberapa kendala , dimana yang banyak ditemua pada waktu itu :
·         Kemiskinan dan keterbelakangan.
·         Rendahnya kualitas hidup.
·         Rendahnya akses ekonomi dan sosial.
·         Rendahnya pendapatan Penduduk.
·         Rendahnya tingkat pengetahuan, keahlian, pendidikan dan keterampilan masyarakat.
·         Mentalitas yang kurang dalam pembaharuan.
·         Prasarana dan sarana fisik yang terbatas.
·         Kurangnya partisifasi masyarakat dalam pembangunan.
·         Kurangnya Koordinasi dan keterpaduan dalam pembangunan menyebabkan masalah pedesaan tidak bisa ditanggulangi secara tuntas.
            Dalam pelaksanaan sebagai pendamping (Kader Penggerak Pembangunan Pedesaan) KPPMD dan sekarang lebih populer KPMD ada segurat catatan bahwa beberapa kelemahan dalam melaksanakan program antara lain :
·         Kebijakan dan strategi pembangunan pedesaan masih kurang komprehensif.
·         Perencanaan dari atas.
·         Kurang partisipatif.
·         Cenderung bersifat mobilitas.
·         Menempatkan masyarakat skedar pelaksana bukan pemilik Program.
·         Keterlibatan instansi dalam pelaksanaan program masih rendah
·         Koordinasi, monitoring dan evaluasi kurang memadai.
·         Kurang melibatkan peran serta masyarakat dan kelembagaan masyarakat lokal.
Tip bagi Pendamping Lokal dan KPMD agar :
·         Menjalin komunikasi pribadi yang bersifat informal melalui anjangsana untuk mengembangkan empathy.
·         Menjalin Komunikasi massa yang bersifat formal dan berusaha membangun sosial recognation (Keberterimaan sosial ) dengan menerima dan mengikuti norma-norma masyarakat atau kelompok.
·         Menjalin Komunikasi sosial yang bersifat non formal dengan mengembangkan kemampuan sebagai opinion leadher (Pemimpin Opini) dan sumber Informasi.

Saya bersyukur diakhir masa tugas  (kontrak kerja 3 Tahun ) pada Tahun 1996 saya diundang ke Istana Negara . Alhamdulilah Tahun 1997  diikut sertakan seleksi CPNS dan  diperpanjang kontrak sampai April 1998  dan Bulan Agustus 1998 sebagai CPNS kantor PMD Deli Serdang , dan pada tahun 2001 diperbantukan di Kecamatan Kotarih, dan Tahun 2003 Menjadi Kasi PMD dikecamatan itu juga Pada tahun 2005 Pemekaran kabupaten di tarik ke Kantor BPMD kab.Serdang  Bedagai.

·         PJO Kabupaten PNPM-MP Kab. Serdang Bedagai.

Sosok & Karya

Arifin Saragih Kades Baja Dolok yang Bersemangat Baja
Oleh. Ir. Amar Yani*

Sebelum mengenal lebih dekat, melihat sosoknya yang berbadan tegap dan gempal dengan kulit hitam, kesan pertama yang terpantul adalah seorang laki-laki kejam dan garang, akan tetapi setelah mengenal lebih dekat ternyata sosok lelaki yang satu ini memiliki kelebihan yang luar biasa yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, apalagi dalam hal pengabdiannya kepada desa dan masyarakatnya. Siapakah dia?. Dia adalah Arifin Saragih lelaki berusia 53 tahun ini, suami dari Kasidah, ayah 4 orang anak dan kakek dari 5 orang cucu, dia adalah Kepala Desa Baja Dolok Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.
Lalu apa yang menarik dari sosok lelaki setengah abad ini, ??????...
Disaat hendak memulai pekerjaan pembuatan jembatan gelagar baja PNPM-MP tahun anggaran 2010, terjadilah keributan di desa, bukan karena jembatannya yang batal dibangun atau dana-nya tidak ada, tetapi masalahnya adalah bentang jembatan yang direncakan tidak sesuai dengan lebar sungainya, bentang yang direncanakan 24 meter sementara lebar sungai 27 meter ada kekurangan panjang 3 meter. Jika dilaksanakan apa adanya tentu maksud pembangunan jembatan tidak tercapai, jika dibatalkan keinginan masyarakat untuk kemudahan pengangkutan hasil panen mereka hanya tinggal mimpi. Nah disinilah awal peran besar sang Kepala Desa..
Untuk menyelesaikan  masalah tersebut dilakukanlah beberapa musyawarah ditingkat desa dan kecamatan, yang menerik adalah saat musyawarah di ruang kerja Bapak Camat Sipispis yang dihadiri oleh Bapak Camat, PJOK, Ketua BKAD, Fastekab, Ast.Faskab, serta FK dan FT, sang kades dengan keyakinan penuh disidang rapat mengatakan “ Kontraktor tidak bisa menyelesaikan jembatan itu, tapi saya Arifin Saragih Kepala Desa Baja Dolok bisa menyelesaikannya “. Demikian persis ucap nya saat itu. Kalimat tersebut sontak menjadikan seluruh peserta rapat tercengang, bagaimana tidak pekerjaan yang salah survey yang seharusnya gagal dikerjakan dijamin selesai oleh sang kades.
Lalu apa yang beliau kerjakan, dengan jabatannya sebagai kepala desa beliau kumpulkan masyarakatnya dan beliau sampaikan kondisi apa adanya tentang rencana jembantan usulan desa yang salah perencanaan tersebut, dengan santun beliau mengajak warganya untuk mau berswadaya dana agar apa yang selama ini hanya impian dapat menjadi kenyataan, bukan hanya ajakan yang beliau lakukan tetapi juga dalam bentuk nyata, sang kades juga setiap hari memimpin warga desa mengerjakan jembatan tersebut karena beliau juga ahli dalam mengerjakan bangunan.
Bagaimana cerita selanjutnya, dengan kegigihan sang kades selama berbulan-bulan terus mendorong masyarakatnya agar tetap mau berswadaya akhirya jembatan pun selesai yang tadinya 24 meter menjadi 27 meter tanpa ada pengurangan kwalitas bahkan banyak tambahan pekerjaan yang semula tidak ada dalam rencana, masalah rupanya tidak hanya dalam menyelesaikan jembatan saja, akses jalan menuju jembatan tersebut sangat curam dan badan jalan masih kecil, sementara desain jembatan untuk kenderaan roda enam, kembali kades tertantang untuk menyelesaikan masalah berikutnya.
Kembali dengan jabatanya beliau kali ini menggugah pemilik perkebunan yang berada disekitar desa untuk juga mau berpartisipasi dalam membangun desa mereka, permohonan yang beliau ajukan adalah meminjam alat berat perkebunan berupa bolduzer untuk menurunkan badan jalan plus pembentukan badan jalan sepanjang kurang lebih 2.000 meter, perkebunan pun memenuhinya, alat berat pun bekerja dengan biaya operasional untuk minyak dan operator dibayar oleh desa, sambil menyelesaikan pekerjaan pengecatan jembatan dan alat berat terus membentuk bandan jalan, pekerjaan pun rampung keseluruhannya jalan plus jembatan yang dulu impian kini nyata bahkan kebanggaan warga Desa Baja Dolok.
Sebagai wujud rasa syukur mereka pada Tuhan  atas suksesnya apa yang mereka telah usahakan, warga desa mengadakan kenduri dengan mengundang pejabat pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sekaligus untuk melihat apa yang telah mereka kerjakan, kenduri itu mereka lakukan persis diatas jembatan yang baru selesai.
Dengan kegigihan dan semangat baja sang kepala desa bersama dengan masyarakatnya, akhirnya masyarakat Desa Baja Dolok dapat menghemat biaya transport pengangkutan hasil kebun mereka berupa karet dan kelapa sawit yang selama ini harus memutar untuk sampai kepabrik, hargapun akan semakin baik,  sehingga akhirnya  akan dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya, Sukses buat Pak Kades.
*FK. Kecamatan Sipispis




MERUBAH MIMPI  MENJADI NYATA
Oleh. Aslani*
 Saprik, SE, ayah 3 orang anak yang baru priode pertama menjabat sebagai Kepala Desa di Desa Makmur, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, sosok lelaki tampan dengan rambut tersisir rapi dengan jengkol jabatan didada menambah gagah sang kepala desa.
Awal mengenal Program PNPM-MP tahun 2009 ia telah bermimpi dengan PNPM-MP akan menjadikan warga desanya makmur seperti nama desanya “ Makmur “. Oleh karenanya ia setiap saat terus bersemangat mengajak warganya untuk terus mengikuti musyawarah PNPM-MP, kegigihannya dalam mengajak warganya ternyata tidak sia-sia. Sejak awal pertama program digulirkan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Desa Makmur terus setiap tahunnya mendapatkan alokasi bantuan program mulai dari tahun anggaran 2009, 2010 bahkan ditahun anggaran  2o11 ini Desa Makmur mendapat alokasi 2 jenis pembangunan fisik, yaitu pembangunan gedung paud 2 lokal berikut kantor guru dan mobilairnya dan pembangunan 1.382 M saluran irigasi pasangan batu.
Dengan alokasi dana Rp. 349.745.000,- ditambah Rp. 8 juta swadaya masyarakat, diharapkan irigasi ini akan mampu memakmurkan masyarakat Desa Makmur yang mayoritas berprofesi sebagai petani, yang selama ini pengairan sawah meraka dengan sistem tadah hujan dan sistem pompanisasi, nantinya dengan selesainya irigasi ini petani akan dapat menghemat biaya produksi yang cukup siknifikan. Selama ini mulai musim tanam seorang petani harus mengeluarkan uang muka sebesar Rp. 5.000,- / rante (400m2) sebelum turun sawah sebagai biaya awal untuk kebutuhan membeli solar untuk mesin pompa air milik desa, agar sawah mendapatkan air sebagai kebutuhan utama tanaman padi, bukan hanya itu saja dana sejumlah Rp. 5.000,- itu hanya DP, setelah nanti panen petani akan dikutip lagi 10 kg padi / rante sebagai biaya oparasional pengelolaan mesin pompa, jika dihitung biaya air saja permusim tanam yang harus dikeluarkan petani adalah Rp. 5.000,- + 10 kg padi dengan asumsi per kilogram padi Rp. 3.500 x 10 = Rp. 35.000,- per rante per musim tanam, jadi Rp. 5.000,- + Rp. 35.000,- = Rp. 40.000,- per rante yang harus petani keluarkan setiap musim tanamnya. Sementara untuk Desa Makmur sendiri  yang selama ini menggunakan pompa ada sekitar 40 hektar x 25 rante per hektar berjumlah  1.000 rante jadi biaya yang harus dikeluarkan untuk satu musim tanam adalah Rp. 40.000,- x 1.000 =  Rp. 40.000.000,- ( empat puluh juta rupiah) hanya untuk kebutuhan air saja,
Dengan saluran irigasi sepanjang 1.382 meter ini nanti yang langsung terhubung ke saluran induk irigasi besar akan memotong biaya solar yang sangat signifikan, otomatis mesin pompa tidak digunakan lagi dan biaya solar berikut oparasional mesin akan tidak ada. Setelah operasional saluran irigasi ini nantinya setiap rante lahan hanya akan dikenakan 3 kg padi saja dengan asumsi perkiraan 3 kg x Rp. 3.500,- = Rp. 10.500,- dikalikan dengan luas lahan 1.000 rante berarti hanya butuh dana Rp. 10.500,000,- per musin  tanam,
Jika kita bandingkan sisten irigasi tehnis ini nanti dengan sistem pompanisasi setiap musim tanam total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 40.000.000,- - Rp. 10.500.000,- = Rp. 29.500.000,- itu angka yang akan dihemat setiap musim tanamnya oleh petani Desa Makmur, keuntungan berikutnya adalah disamping efisiensi biaya juga akan meningkatkan pendapatan petani kareana dengan sistem irigasi tehnis mereka akan panen dua kali dalam setahun.
Untuk menjamin kelestarian irigasi yang akan mewujudkan mimpi Pak Kades dan warganya, pemerintah desa telah membuat peraturan desa yang mengatur sistem pemeliharaan dan pembiayaannya, inti dari perdes pemeliharaan itu adalah :
Setiap rante lahan yang diairi akan dikutip biaya retrebusi oleh P3A sebesar 3 kg per rantenya. Kemudian biaya yang terkumpul akan digunakan sebagai berikut :
1)      Untuk pengurus P3A 20%
2)     Untuk Perawatan 20 %
3)      Untuk ili-ili ( operator air) 40 %
4)     Untuk perawatan sumber air 20 %.





Sarana irigasi tehnis yang sekian puluh tahun lamanya diimpikan yang telah puluhan tahun pula dimasukkan dalam daftar musrenbang kini terkabul sudah, semoga Desa Makmur akan makmur seperti nama desanya sesuai impian dan cita-cita Saprik, SE sang kepala desa.

*Asisten Faskab Serdang Bedagai