Follow Now.......!

Selasa, 27 Maret 2012

Simpan Pinjam Kelompok Perempuan


TELUR BEBEK MEMBANTU PENDAPATAN EKONOMI KELUARGA
Oleh : Bambang Ardianto*

Ibu hamidah  seorang  Anggota SPP Nurul  Ummi  Desa paya lombang kecamatan tebing tinggi, Ia bergabung  menjadi anggota  tanggal 5 januari 2011. Kesehariannya  mengurus rumah tangga dan mengajar di salah satu madrasyah ibtidaiyah  paya lombang.
Ibu hamidah ingin sekali membantu perekonomian keluarga, apalagi kebutuhan keluarga yang sangat meningkat, Pendidikan anak bahkan suaminya sendiri yang harus menyelesaikan pendidikan S1 nya. Kemudian ia berpikir untuk mencoba  mencari usaha yang tepat yang bisa membantu perekonomian keluarga.Suatu hari  ibu hamidah mendatangi ketua SPP Nurul ummi untuk menayakan kapan pencairan SPP dari program pemerintah itu di keluarkan ,alhamdulillah dalam waktu dekat ibu hamidah sudah mendapatkan modal .
Kemudian ia mebicarakan usaha  yang mau dijalan kan kepada suaminya yaitu berternak itik petelur, dengan di bantu suami nya mempersiapkan kebutuhan apa yang diperlukan , Untuk bebek petelur ia memilih bebek yang masih dere  bukan langsung petelur, kadang bebek yang langsung bertelur kurang bagus masa produksinya sudah berkurang sehingga tidak efektif lagi.
Bebek ini tidak diliarkan tetapi dibuat bebek kandang  supaya mempermudah pekerjaan ibu hamidah. Untuk makannanya Ibu hamidah dibantu anaknya mencari keong emas kebetulan disektar rumah ada pesawahan dan rawa, kadang juga ada tetangga yang memberi sisa makanan mereka.dua bulan ibu hamidah belum mendapatkan hasil karena bebek tersebut harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kandang dan makanan yang dikomsaumsi bebek tersebut.
Bulan ketiga bebek ibu hamidah baru mulai mendapatkan hasil, awalnya hanya beberapa saja yang menelur  seterusnya baru semua bertelur. Sekarang ibu hamidah bisa tersenyum  keinginannya untuk membantu perkonomian keluarga bisa tercapai, Bayangkan 40 butir perhari .
Untuk Merangsang Produsi telur dan perkembangan bebek tersebut Ibu hamidah mengunakan Vitamin Turbo yang memang di khususkan untuk itik petelur kadang juga ibu hamidah memberikan potongan-potongan ikan teri yang tidak laku dijual, Bebek agak kebal dengan penyakit tetapi perlu diketahui bebek sensitif dengan bangkai maka jauhi dan periksa areal disekitar kandang,agar tetap selalu bersih, jika bebek tersebut lumpuh penangulangan yang cepat ibu hamidah selalu memberikan makanan hangat pada bebek tersebut dan minuman  suplemen yaitu estra jos yang membantu stamina bebek tersebut ini pengalaman yang dilakukan ibu hamidah selama ini.
Untuk pemasaranya ibu hamidah menyetor ke kedai terdekat,dan kadang masyarakat sendiri yang datang kerumah dari hasil penjualan itu diperuntukan untuk pendidikan anak dan sisanya di tabung untuk keperluan kedepan.
Ibu hamidah berharap usahanya ini dapat dijadikan contoh buat ibu –ibu yang lain agar tidak selalu berpangku tangan ,Berusahalah semasih kita masih bisa berusaha dan ibu hamidah yakin bahwa  bebek petelur mempunyai prospek kedepan yang sangat bagus.





MULAI DARI BIBIT JAGUNG
By: Rida Wahyuni, ST*
“Waah, yang pasti kita tidak mau kalah dong”. Sejauh ini yang kami lihat ternyata masyarakat masih memilih PNPM-MP untuk peningkatan ekonomi mereka, selain bunganya yang kecil dan akuntabel ada proses pembinaan didalamnya untuk kelompok SPP sebagai peningkatan kapasitas diri.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaaan (PNPM-MP) merupakan strategi penanggulangan kemiskinan perdesaan melalui keberdayaan masyarakat. Program ini  yang paling tepat sasaran tidak hanya sekedar memberi bantuan tapi banyak mengajarkan masyarakat untuk kemandirian desa sesuai dengan prinsip PNPM-MP yang berorientasi pada pembangunan manusia. Salah satu bantuan yang paling diminati hampir seluruh desa adalah Simpan Pinjam Perempuan (SPP).
Di Kabupaten Serdang Bedagai ini ada desa yang masih terbilang terpencil yaitu Desa Pergajahan Hulu, Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan Bintang Bayu terdiri dari 19 (sembilan belas), salah satunya adalah Desa Pergajahan Hulu. Di desa tersebut ada satu kelompok SPP bernama Kelompok Tani Sentosa. Kelompok ini terbentuk pada tanggal 1 November 2008, pada awal pembentukan kelompok ini mengumpulkan uang dengan total Rp. 135.000,-. Uang tersebut dijadikan modal untuk membeli bibit jagung, setelah 3 (tiga) bulan, kebun jagung milik kelompok ini pun panen dan menghasilkan uang sebesar Rp. 1.119.000,-. Uang tersebut dijadikan modal untuk simpan-pinjam dalam kelompok tersebut. Dari uang sebesar itu hanya 5 (lima) orang yang melakukan simpan-pinjam dan ditetapkan jasanya sebanyak 2% per bulan. Kelompok ini menanam jagung kembali pada tanggal 1 Februari 2009, sehingga 3 (tiga) bulan kemudian panen jagung namun hasilnya tidak memuaskan hanya sebesar Rp. 592.400,-. Sehingga kelompok ini bingung bagaimana mengembangkan simpan-pinjam ini.
Pada Tahun 2009 PNPM-MP masuk kewilayah Kecamatan Bintang Bayu, hal yang paling ditawarkan dalam program ini dan menyentuh langsung kemasyarakat dalam penanggulangan kemiskinan adalah SPP. Maka Kelompok Tani Sentosa merasa antusias sekali untuk mengikutinya, sehingga mereka membuat salah satu usulan adalah tentang SPP. Setelah diverifikasi kelompok ini dinyatakan layak dan pada tanggal 15 Desember 2009 uang SPP tersebut digulirkan kepada Kelompok Tani Sentosa. Jumlah uang pertama kali diterima adalah sebesar Rp. 10.000.000,- dengan bunga 10% per tahun. Modal ini ternyata tidak hanya digunakan untuk modal bibit jagung dan simpan-pinjam saja tapi kelompok ini telah membuat kegiatan yaitu membuat keripik pisang, tempe dan lainnya.
Suatu waktu saya dan teman-teman berjalan-jalan ke desa tersebut saya melihat ada sebuah warung, kebetulan kami sedang lapar maka kami singgah ke warung tersebut. Karena banyak yang makan di warung tersebut maka kami harus sabar menunggu antrian. Supaya tidak bosan kami melihat ada keripik pisang, peyek (saya tidak tahu apa bahasa indonesia yang benar untuk jenis makanan ini), keripik ubi dan lainnya. Kemudian kami memakannya sebagai cemilan sambil menunggu makanan utama datang. Ternyata enak sekali cemilan tersebut, dan saya bertanya pada salah seorang teman saya ‘siapa yang buat ini kak, koq enak?’, ini yang buat yach kelompok SPP sinilah,  teman saya menjawab yang kebetulan dia juga berasal dari desa tersebut dengan aksen medannya.
Tanpa kita sadari sebenarnya kita bangga telah mengajarkan sedikit pemberdayaan tersebut melalui kelompok SPP, hasil usaha yang mereka buat tidak hanya dipasarkan di desa tersebut tapi juga ke desa-desa yang lain. Pada Tahun Anggaran 2011 kelompok ini mendapat simpan-pinjam semakin bertambah yaitu sebesar Rp. 20.000.000,-, dan pada tahun 2012 ini SPP akan digulirkan lagi dan kelompok ini akan mendapat sebesar Rp. 30.000.000,-. “Semoga makin sukses ya ibu-ibu”.
Banyak pengaruh yang positif dari Simpan-Pinjam ini, selain bisa menambah penghasilan keluarga juga berdampak pada tataran sosial lainnya. Lihat saja, ada salah satu bank yang sudah menerapkan sistem simpan-pinjam ini sebagai salah satu produknya. Mereka berkeliling desa, memberi pengarahan, mencari kelompok yang mau meminjam uang kepada bank tersebut. Bahkan mereka lebih antusias dibandingkan UPK mencari kelompok-kelompok SPP. “Waah, yang pasti kita tidak mau kalah dong”. Sejauh ini yang kami lihat ternyata masyarakat masih memilih PNPM-MP untuk peningkatan ekonomi mereka, selain bunganya yang kecil dan akuntabel ada proses pembinaan didalamnya untuk kelompok SPP sebagai peningkatan kapasitas diri. Sehingga kelompok ini merasa mereka tidak hanya sekedar membayar iuran setiap bulannya sebagai kewajiban.
Itulah sedikit cerita tentang salah satu kelompok yang ada di Kecamatan Bintang Bayu. Masih banyak lagi cerita tentang hal-hal yang positif dari PNPM-MP ini. Semoga kita bisa sejahtera dan sentosa melalui program ini. Semoga berhasil.
*(FT Kecamatan Bintang Bayu)

(Sumber cerita: Kelompok Tani Sentosa)


 
Tips
Pelestarian Dana Bergulir 
Hal-hal yang harus dipastikan dalam pengelolaan kegiatan dana bergulir.
1.   Sosialisasikan kegiatan dana bergulir secara lengkap dan benar kepada seluruh masyarakat
2.   Pastikan penetapan mekanisme dan prosedur tertuang dalam Standart Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan dalam forum MAD.
3.   Peangajuan pinjaman dilengkapi proposal pengajuan (Rencana kegiatan kelompok)
4.   Lakukan evaluasi atau verifikasi berkas dengan teliti, beri umpan balik kepada kelompok untuk memperbaiki atau melengkapinya. Berikan catatan singkat hasil evaluasi.
5.   Pastikan Tim Verifikasi membawa dokumen/proposal pinjaman dan lembar verifikasi.
6.   Pastikan Tim Verifikasi melakukan kunjungan pada kelompok dan anggotanya dan anggotanya, dan memastikan pinjaman sesuai dengan peruntukannya.
7.   Buat rekomendasi kelayakan dan analisa berdasarkan data hasil verifikasi yang dikuatkan melalui berita acara dan serahkan seluruh berkas dan hasil rekomendasi kepada MAD Perguliran untuk ditetapkan pendanaannya.
8.   MAD Perguliran melakukan pembahasan akhir untuk memastikan bahwa seluruh mekanisme dan proses telah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan
9.  Menetapkan  hasil keputusan pada surat penetapan (berisikan nama-nama kekompok dan besaran dananya).
10. Berdasarkan surat penetapan tersebut UPK melakukan pendanaan dan menginformasikannya kepada masyarakat melalui berbagai media.
11. BKAD dan BP-UPK dan unsur lainnya melakukan pengawasan secara rutin dan berkala terhadap seluruh kegiatan dana bergulir untuk memastikan kegiatan telah sesuai dengan SOP.



Tidak ada komentar: