Follow Now.......!

Rabu, 28 Maret 2012

Sosok & Karya

Arifin Saragih Kades Baja Dolok yang Bersemangat Baja
Oleh. Ir. Amar Yani*

Sebelum mengenal lebih dekat, melihat sosoknya yang berbadan tegap dan gempal dengan kulit hitam, kesan pertama yang terpantul adalah seorang laki-laki kejam dan garang, akan tetapi setelah mengenal lebih dekat ternyata sosok lelaki yang satu ini memiliki kelebihan yang luar biasa yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, apalagi dalam hal pengabdiannya kepada desa dan masyarakatnya. Siapakah dia?. Dia adalah Arifin Saragih lelaki berusia 53 tahun ini, suami dari Kasidah, ayah 4 orang anak dan kakek dari 5 orang cucu, dia adalah Kepala Desa Baja Dolok Kecamatan Sipispis Kabupaten Serdang Bedagai.
Lalu apa yang menarik dari sosok lelaki setengah abad ini, ??????...
Disaat hendak memulai pekerjaan pembuatan jembatan gelagar baja PNPM-MP tahun anggaran 2010, terjadilah keributan di desa, bukan karena jembatannya yang batal dibangun atau dana-nya tidak ada, tetapi masalahnya adalah bentang jembatan yang direncakan tidak sesuai dengan lebar sungainya, bentang yang direncanakan 24 meter sementara lebar sungai 27 meter ada kekurangan panjang 3 meter. Jika dilaksanakan apa adanya tentu maksud pembangunan jembatan tidak tercapai, jika dibatalkan keinginan masyarakat untuk kemudahan pengangkutan hasil panen mereka hanya tinggal mimpi. Nah disinilah awal peran besar sang Kepala Desa..
Untuk menyelesaikan  masalah tersebut dilakukanlah beberapa musyawarah ditingkat desa dan kecamatan, yang menerik adalah saat musyawarah di ruang kerja Bapak Camat Sipispis yang dihadiri oleh Bapak Camat, PJOK, Ketua BKAD, Fastekab, Ast.Faskab, serta FK dan FT, sang kades dengan keyakinan penuh disidang rapat mengatakan “ Kontraktor tidak bisa menyelesaikan jembatan itu, tapi saya Arifin Saragih Kepala Desa Baja Dolok bisa menyelesaikannya “. Demikian persis ucap nya saat itu. Kalimat tersebut sontak menjadikan seluruh peserta rapat tercengang, bagaimana tidak pekerjaan yang salah survey yang seharusnya gagal dikerjakan dijamin selesai oleh sang kades.
Lalu apa yang beliau kerjakan, dengan jabatannya sebagai kepala desa beliau kumpulkan masyarakatnya dan beliau sampaikan kondisi apa adanya tentang rencana jembantan usulan desa yang salah perencanaan tersebut, dengan santun beliau mengajak warganya untuk mau berswadaya dana agar apa yang selama ini hanya impian dapat menjadi kenyataan, bukan hanya ajakan yang beliau lakukan tetapi juga dalam bentuk nyata, sang kades juga setiap hari memimpin warga desa mengerjakan jembatan tersebut karena beliau juga ahli dalam mengerjakan bangunan.
Bagaimana cerita selanjutnya, dengan kegigihan sang kades selama berbulan-bulan terus mendorong masyarakatnya agar tetap mau berswadaya akhirya jembatan pun selesai yang tadinya 24 meter menjadi 27 meter tanpa ada pengurangan kwalitas bahkan banyak tambahan pekerjaan yang semula tidak ada dalam rencana, masalah rupanya tidak hanya dalam menyelesaikan jembatan saja, akses jalan menuju jembatan tersebut sangat curam dan badan jalan masih kecil, sementara desain jembatan untuk kenderaan roda enam, kembali kades tertantang untuk menyelesaikan masalah berikutnya.
Kembali dengan jabatanya beliau kali ini menggugah pemilik perkebunan yang berada disekitar desa untuk juga mau berpartisipasi dalam membangun desa mereka, permohonan yang beliau ajukan adalah meminjam alat berat perkebunan berupa bolduzer untuk menurunkan badan jalan plus pembentukan badan jalan sepanjang kurang lebih 2.000 meter, perkebunan pun memenuhinya, alat berat pun bekerja dengan biaya operasional untuk minyak dan operator dibayar oleh desa, sambil menyelesaikan pekerjaan pengecatan jembatan dan alat berat terus membentuk bandan jalan, pekerjaan pun rampung keseluruhannya jalan plus jembatan yang dulu impian kini nyata bahkan kebanggaan warga Desa Baja Dolok.
Sebagai wujud rasa syukur mereka pada Tuhan  atas suksesnya apa yang mereka telah usahakan, warga desa mengadakan kenduri dengan mengundang pejabat pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai sekaligus untuk melihat apa yang telah mereka kerjakan, kenduri itu mereka lakukan persis diatas jembatan yang baru selesai.
Dengan kegigihan dan semangat baja sang kepala desa bersama dengan masyarakatnya, akhirnya masyarakat Desa Baja Dolok dapat menghemat biaya transport pengangkutan hasil kebun mereka berupa karet dan kelapa sawit yang selama ini harus memutar untuk sampai kepabrik, hargapun akan semakin baik,  sehingga akhirnya  akan dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya, Sukses buat Pak Kades.
*FK. Kecamatan Sipispis




MERUBAH MIMPI  MENJADI NYATA
Oleh. Aslani*
 Saprik, SE, ayah 3 orang anak yang baru priode pertama menjabat sebagai Kepala Desa di Desa Makmur, Kecamatan Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai, sosok lelaki tampan dengan rambut tersisir rapi dengan jengkol jabatan didada menambah gagah sang kepala desa.
Awal mengenal Program PNPM-MP tahun 2009 ia telah bermimpi dengan PNPM-MP akan menjadikan warga desanya makmur seperti nama desanya “ Makmur “. Oleh karenanya ia setiap saat terus bersemangat mengajak warganya untuk terus mengikuti musyawarah PNPM-MP, kegigihannya dalam mengajak warganya ternyata tidak sia-sia. Sejak awal pertama program digulirkan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Desa Makmur terus setiap tahunnya mendapatkan alokasi bantuan program mulai dari tahun anggaran 2009, 2010 bahkan ditahun anggaran  2o11 ini Desa Makmur mendapat alokasi 2 jenis pembangunan fisik, yaitu pembangunan gedung paud 2 lokal berikut kantor guru dan mobilairnya dan pembangunan 1.382 M saluran irigasi pasangan batu.
Dengan alokasi dana Rp. 349.745.000,- ditambah Rp. 8 juta swadaya masyarakat, diharapkan irigasi ini akan mampu memakmurkan masyarakat Desa Makmur yang mayoritas berprofesi sebagai petani, yang selama ini pengairan sawah meraka dengan sistem tadah hujan dan sistem pompanisasi, nantinya dengan selesainya irigasi ini petani akan dapat menghemat biaya produksi yang cukup siknifikan. Selama ini mulai musim tanam seorang petani harus mengeluarkan uang muka sebesar Rp. 5.000,- / rante (400m2) sebelum turun sawah sebagai biaya awal untuk kebutuhan membeli solar untuk mesin pompa air milik desa, agar sawah mendapatkan air sebagai kebutuhan utama tanaman padi, bukan hanya itu saja dana sejumlah Rp. 5.000,- itu hanya DP, setelah nanti panen petani akan dikutip lagi 10 kg padi / rante sebagai biaya oparasional pengelolaan mesin pompa, jika dihitung biaya air saja permusim tanam yang harus dikeluarkan petani adalah Rp. 5.000,- + 10 kg padi dengan asumsi per kilogram padi Rp. 3.500 x 10 = Rp. 35.000,- per rante per musim tanam, jadi Rp. 5.000,- + Rp. 35.000,- = Rp. 40.000,- per rante yang harus petani keluarkan setiap musim tanamnya. Sementara untuk Desa Makmur sendiri  yang selama ini menggunakan pompa ada sekitar 40 hektar x 25 rante per hektar berjumlah  1.000 rante jadi biaya yang harus dikeluarkan untuk satu musim tanam adalah Rp. 40.000,- x 1.000 =  Rp. 40.000.000,- ( empat puluh juta rupiah) hanya untuk kebutuhan air saja,
Dengan saluran irigasi sepanjang 1.382 meter ini nanti yang langsung terhubung ke saluran induk irigasi besar akan memotong biaya solar yang sangat signifikan, otomatis mesin pompa tidak digunakan lagi dan biaya solar berikut oparasional mesin akan tidak ada. Setelah operasional saluran irigasi ini nantinya setiap rante lahan hanya akan dikenakan 3 kg padi saja dengan asumsi perkiraan 3 kg x Rp. 3.500,- = Rp. 10.500,- dikalikan dengan luas lahan 1.000 rante berarti hanya butuh dana Rp. 10.500,000,- per musin  tanam,
Jika kita bandingkan sisten irigasi tehnis ini nanti dengan sistem pompanisasi setiap musim tanam total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 40.000.000,- - Rp. 10.500.000,- = Rp. 29.500.000,- itu angka yang akan dihemat setiap musim tanamnya oleh petani Desa Makmur, keuntungan berikutnya adalah disamping efisiensi biaya juga akan meningkatkan pendapatan petani kareana dengan sistem irigasi tehnis mereka akan panen dua kali dalam setahun.
Untuk menjamin kelestarian irigasi yang akan mewujudkan mimpi Pak Kades dan warganya, pemerintah desa telah membuat peraturan desa yang mengatur sistem pemeliharaan dan pembiayaannya, inti dari perdes pemeliharaan itu adalah :
Setiap rante lahan yang diairi akan dikutip biaya retrebusi oleh P3A sebesar 3 kg per rantenya. Kemudian biaya yang terkumpul akan digunakan sebagai berikut :
1)      Untuk pengurus P3A 20%
2)     Untuk Perawatan 20 %
3)      Untuk ili-ili ( operator air) 40 %
4)     Untuk perawatan sumber air 20 %.





Sarana irigasi tehnis yang sekian puluh tahun lamanya diimpikan yang telah puluhan tahun pula dimasukkan dalam daftar musrenbang kini terkabul sudah, semoga Desa Makmur akan makmur seperti nama desanya sesuai impian dan cita-cita Saprik, SE sang kepala desa.

*Asisten Faskab Serdang Bedagai

Tidak ada komentar: