Arifin Saragih Kades Baja Dolok yang Bersemangat Baja
Oleh.
Ir. Amar Yani*
Sebelum mengenal lebih dekat, melihat
sosoknya yang berbadan tegap dan gempal dengan kulit hitam, kesan pertama yang
terpantul adalah seorang laki-laki kejam dan garang, akan tetapi setelah
mengenal lebih dekat ternyata sosok lelaki yang satu ini memiliki kelebihan
yang luar biasa yang mungkin tidak dimiliki oleh orang lain, apalagi dalam hal pengabdiannya
kepada desa dan masyarakatnya. Siapakah dia?. Dia adalah Arifin Saragih lelaki
berusia 53 tahun ini, suami dari Kasidah, ayah 4 orang anak dan kakek dari 5
orang cucu, dia adalah Kepala Desa Baja Dolok Kecamatan Sipispis Kabupaten
Serdang Bedagai.
Lalu apa yang menarik dari sosok lelaki setengah abad
ini, ??????...
Disaat hendak memulai pekerjaan pembuatan jembatan
gelagar baja PNPM-MP tahun anggaran 2010, terjadilah keributan di desa, bukan karena
jembatannya yang batal dibangun atau dana-nya tidak ada, tetapi masalahnya
adalah bentang jembatan yang direncakan tidak sesuai dengan lebar sungainya,
bentang yang direncanakan 24 meter sementara lebar sungai 27 meter ada
kekurangan panjang 3 meter. Jika dilaksanakan apa adanya tentu maksud
pembangunan jembatan tidak tercapai, jika dibatalkan keinginan masyarakat untuk
kemudahan pengangkutan hasil panen mereka hanya tinggal mimpi. Nah disinilah
awal peran besar sang Kepala Desa..
Untuk menyelesaikan
masalah tersebut dilakukanlah beberapa musyawarah ditingkat desa dan
kecamatan, yang menerik adalah saat musyawarah di ruang kerja Bapak Camat
Sipispis yang dihadiri oleh Bapak Camat, PJOK, Ketua BKAD, Fastekab, Ast.Faskab,
serta FK dan FT, sang kades dengan keyakinan penuh disidang rapat mengatakan “ Kontraktor tidak bisa menyelesaikan
jembatan itu, tapi saya Arifin Saragih Kepala Desa Baja Dolok bisa
menyelesaikannya “. Demikian persis ucap nya saat itu. Kalimat tersebut
sontak menjadikan seluruh peserta rapat tercengang, bagaimana tidak pekerjaan
yang salah survey yang seharusnya gagal dikerjakan dijamin selesai oleh sang
kades.
Lalu apa yang beliau kerjakan, dengan jabatannya
sebagai kepala desa beliau kumpulkan masyarakatnya dan beliau sampaikan kondisi
apa adanya tentang rencana jembantan usulan desa yang salah perencanaan
tersebut, dengan santun beliau mengajak warganya untuk mau berswadaya dana agar
apa yang selama ini hanya impian dapat menjadi kenyataan, bukan hanya ajakan
yang beliau lakukan tetapi juga dalam bentuk nyata, sang kades juga setiap hari
memimpin warga desa mengerjakan jembatan tersebut karena beliau juga ahli dalam
mengerjakan bangunan.
Bagaimana cerita selanjutnya, dengan kegigihan sang
kades selama berbulan-bulan terus mendorong masyarakatnya agar tetap mau
berswadaya akhirya jembatan pun selesai yang tadinya 24 meter menjadi 27 meter
tanpa ada pengurangan kwalitas bahkan banyak tambahan pekerjaan yang semula
tidak ada dalam rencana, masalah rupanya tidak hanya dalam menyelesaikan
jembatan saja, akses jalan menuju jembatan tersebut sangat curam dan badan
jalan masih kecil, sementara desain jembatan untuk kenderaan roda enam, kembali
kades tertantang untuk menyelesaikan masalah berikutnya.
Kembali dengan jabatanya beliau kali ini menggugah
pemilik perkebunan yang berada disekitar desa untuk juga mau berpartisipasi
dalam membangun desa mereka, permohonan yang beliau ajukan adalah meminjam alat
berat perkebunan berupa bolduzer untuk menurunkan badan jalan plus pembentukan
badan jalan sepanjang kurang lebih 2.000 meter, perkebunan pun memenuhinya,
alat berat pun bekerja dengan biaya operasional untuk minyak dan operator
dibayar oleh desa, sambil menyelesaikan pekerjaan pengecatan jembatan dan alat
berat terus membentuk bandan jalan, pekerjaan pun rampung keseluruhannya jalan
plus jembatan yang dulu impian kini nyata bahkan kebanggaan warga Desa Baja
Dolok.
Sebagai wujud rasa syukur mereka pada Tuhan atas suksesnya apa yang mereka telah
usahakan, warga desa mengadakan kenduri dengan mengundang pejabat pemerintah
Kabupaten Serdang Bedagai sekaligus untuk melihat apa yang telah mereka
kerjakan, kenduri itu mereka lakukan persis diatas jembatan yang baru selesai.
Dengan kegigihan dan semangat baja sang kepala desa
bersama dengan masyarakatnya, akhirnya masyarakat Desa Baja Dolok dapat
menghemat biaya transport pengangkutan hasil kebun mereka berupa karet dan
kelapa sawit yang selama ini harus memutar untuk sampai kepabrik, hargapun akan
semakin baik, sehingga akhirnya akan dapat meningkatkan taraf hidup mereka dan
keluarganya, Sukses buat Pak Kades.
*FK. Kecamatan Sipispis
MERUBAH
MIMPI MENJADI NYATA
Oleh.
Aslani*
Saprik, SE, ayah 3 orang anak yang baru priode
pertama menjabat sebagai Kepala Desa di Desa Makmur, Kecamatan Teluk Mengkudu,
Kabupaten Serdang Bedagai, sosok lelaki tampan dengan rambut tersisir rapi
dengan jengkol jabatan didada menambah gagah sang kepala desa.
Awal
mengenal Program PNPM-MP tahun 2009 ia telah bermimpi dengan PNPM-MP akan
menjadikan warga desanya makmur seperti nama desanya “ Makmur “. Oleh karenanya ia setiap saat terus
bersemangat mengajak warganya untuk terus mengikuti musyawarah PNPM-MP,
kegigihannya dalam mengajak warganya ternyata tidak sia-sia. Sejak awal pertama
program digulirkan di Kecamatan Teluk Mengkudu, Desa Makmur terus setiap
tahunnya mendapatkan alokasi bantuan program mulai dari tahun anggaran 2009,
2010 bahkan ditahun anggaran 2o11 ini
Desa Makmur mendapat alokasi 2 jenis pembangunan fisik, yaitu pembangunan
gedung paud 2 lokal berikut kantor guru dan mobilairnya dan pembangunan 1.382 M
saluran irigasi pasangan batu.
Dengan
alokasi dana Rp. 349.745.000,- ditambah Rp. 8 juta swadaya masyarakat,
diharapkan irigasi ini akan mampu memakmurkan masyarakat Desa Makmur yang mayoritas
berprofesi sebagai petani, yang selama ini pengairan sawah meraka dengan sistem
tadah hujan dan sistem pompanisasi, nantinya dengan selesainya irigasi ini
petani akan dapat menghemat biaya produksi yang cukup siknifikan. Selama ini
mulai musim tanam seorang petani harus mengeluarkan uang muka sebesar Rp.
5.000,- / rante (400m2) sebelum turun sawah sebagai biaya awal untuk kebutuhan
membeli solar untuk mesin pompa air milik desa, agar sawah mendapatkan air
sebagai kebutuhan utama tanaman padi, bukan hanya itu saja dana sejumlah Rp.
5.000,- itu hanya DP, setelah nanti panen petani akan dikutip lagi 10 kg padi /
rante sebagai biaya oparasional pengelolaan mesin pompa, jika dihitung biaya
air saja permusim tanam yang harus dikeluarkan petani adalah Rp. 5.000,- + 10
kg padi dengan asumsi per kilogram padi Rp. 3.500 x 10 = Rp. 35.000,- per rante
per musim tanam, jadi Rp. 5.000,- + Rp. 35.000,- = Rp. 40.000,- per rante yang
harus petani keluarkan setiap musim tanamnya. Sementara untuk Desa Makmur
sendiri yang selama ini menggunakan
pompa ada sekitar 40 hektar x 25 rante per hektar berjumlah 1.000 rante jadi biaya yang harus dikeluarkan
untuk satu musim tanam adalah Rp. 40.000,- x 1.000 = Rp. 40.000.000,- ( empat puluh juta rupiah)
hanya untuk kebutuhan air saja,
Dengan
saluran irigasi sepanjang 1.382 meter ini nanti yang langsung terhubung ke
saluran induk irigasi besar akan memotong biaya solar yang sangat signifikan,
otomatis mesin pompa tidak digunakan lagi dan biaya solar berikut oparasional
mesin akan tidak ada. Setelah operasional saluran irigasi ini nantinya setiap
rante lahan hanya akan dikenakan 3 kg padi saja dengan asumsi perkiraan 3 kg x
Rp. 3.500,- = Rp. 10.500,- dikalikan dengan luas lahan 1.000 rante berarti
hanya butuh dana Rp. 10.500,000,- per musin
tanam,
Jika
kita bandingkan sisten irigasi tehnis ini nanti dengan sistem pompanisasi
setiap musim tanam total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp. 40.000.000,- -
Rp. 10.500.000,- = Rp. 29.500.000,- itu angka yang akan dihemat setiap musim
tanamnya oleh petani Desa Makmur, keuntungan berikutnya adalah disamping
efisiensi biaya juga akan meningkatkan pendapatan petani kareana dengan sistem
irigasi tehnis mereka akan panen dua kali dalam setahun.
Untuk
menjamin kelestarian irigasi yang akan mewujudkan mimpi Pak Kades dan warganya,
pemerintah desa telah membuat peraturan desa yang mengatur sistem pemeliharaan
dan pembiayaannya, inti dari perdes pemeliharaan itu adalah :
Setiap
rante lahan yang diairi akan dikutip biaya retrebusi oleh P3A sebesar 3 kg per
rantenya. Kemudian biaya yang terkumpul akan digunakan sebagai berikut :
1) Untuk pengurus P3A 20%
2) Untuk Perawatan 20 %
3) Untuk ili-ili ( operator air) 40 %
4) Untuk perawatan sumber air 20 %.
Sarana irigasi
tehnis yang sekian puluh tahun lamanya diimpikan yang telah puluhan tahun pula
dimasukkan dalam daftar musrenbang kini terkabul sudah, semoga Desa Makmur akan
makmur seperti nama desanya sesuai impian dan cita-cita Saprik, SE sang kepala
desa.
*Asisten Faskab Serdang Bedagai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar